Rabu, 26 Januari 2011

UNTUK MENEPIS RASA PUAS DIRI


1.      Ketika Anda meraih kemenangan, maka pikirkanlah bahwa itu tidaklah seberapa. Masih banyak orang yang meraih prestasi lebih banyak dari itu di depan. Untuk prestasi, contohlah orang yang memiliki prestasi atau kemenangan yang banyak.
2.      Ingatlah bahwa kemenangan itu karena andil Tuhan. Jadi, bisa saja kamu tidak pernah mendapatkan kemenangan itu kalau Tuhan tidak berkenan. Karena itu, hal pertama yang harus kamu ingat saat meraih kemenangan adalah SEMUA KARENA TUHAN.
3.      Merendah akan membuat kamu terus meningkatkan skill atau kemampuan sehingga prestasi itu terus kamu capai (contoh team Barcelona, Federer, Messi, Rossi. Mereka rendah diri). Sementara cepat berpuas diri akan membuat kamu stagnan berpikir tentang kemajuan, karena kamu merasa sudah mendapatkannya. Padahal, di atas langit ada langit. Jadi, tidak pernah berhenti belajar.
4.      Hindari perfect. Sebab, tidak ada yang perfect di dunia ini. Di balik tulisan yang sangat bagus sekalipun, masih tetap ada kelemahannya di mata analis. Karena itu, ketika kamu menulis jangan berpikir tentang kesempurnaan, tapi berpikirlah YANG PENTING SELESAI. Contohlah cara kerja kamu di HIDAYAH, di mana tidak pernah perfect dalam mengerjakaan tugas karena yang penting selesai, tapi hasilnya tetap bagus juga.
5.      Jangan takut dengan resiko. Jangan memikirkan hal-hal negatif di depan tentang apa yang kamu kerjakan, karena itu akan memupuskan semangat kamu. Tapi, pikirkanlah bahwa kerja kamu itu untuk IBADAH, bukan untuk yang lain: UANG, PRESTASI, PRESTISE, misalnya.
6.      Jangan berharap DIPUJI. Karena ketika pujian itu datang menghampiri kamu, maka itu sebenarnya kamu sedang DIUJI. Jangan pula mencari-cari kesempatan agar orang memuji kamu. Pujian adalah sebuah ujian, bukan kemenangan.
7.      Yang jelas, kamu harus BERJIWA BESAR ketika kekalahan itu menghampiri kamu. Berpikirlah bahwa lawan memang lebih baik dari kamu. So, janganlah berpikir ke belakang tentang kekalahan atau kelemahan, tapi berpikirlah ke depan tentang bagaimana caranya agar kekalahan itu tidak terulang.

Tidak ada komentar: