"Alasan mengapa kebanyakan sasaran besar tidak tercapai adalah karena kita habiskan waktu kita untuk mengerjakan hal-hal yang kurang penting dulu." (Robert McKain)
Senin, 31 Januari 2011
HEBOH....Wanita Belanda Menemukan Lembar Papirus Bertuliskan Muhammad
Sejumlah ilmuwan, tentunya non-Muslim, menganggap bahwa Nabi Muhammad itu sesungguhnya tidak ada. Namun bukti berupa teks yang ditulis di atas papirus memberikan bukti sebaliknya.
Sebagaimana dilansir Radio Netherlands, Petra Sijpesteijn pakar bahasa Arab dari Universitas Leiden yang mengkhususkan diri mengkaji teks-teks papirus, menyatakan tidak setuju dengan pendapat para koleganya yang mengatakan Nabi Muhammad tidak pernah ada.
Kelompok yang dijuluki para "revisionis" mengatakan bahwa orang-orang Arab sebenarnya cuma kelompok tak terorganisir yang kebetulan berhasil menguasai setengah dunia. Dan Islam diduga baru diciptakan dua ratus tahun kemudian di Iraq.
Sijpesteijn berkata, "Teks-teks papirus menunjukkan bahwa serangan tentara Arab dilakukan dengan cermat dan terorganisir. Orang Arab melihat diri sendiri sebagai penakluk dengan misi relijius. Mereka ternyata juga punya pandangan relijius - mereka menjalankan dan menjaga elemen-elemen penting Islam yang nantinya juga dimiliki dan diyakini Muslim pada abad-abad selanjutnya."
Ribuan lembar papirus telah ditemukan di bawah timbunan pasir di Mesir dan wilayah Timur Tengah lainnya. Namun seringkali sulit dibaca, selain karena sebagian telah sobek juga ditulis dalam bahasa Arab dengan dialek setempat. "Namun siapa pun yang bisa membacanya, punya akses meneliti kehidupan sehari-hari masyarakat Arab di periode awal islam," kata Sijpesteijn.
Papirus adalah sejenis kertas kuno yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk transaksi dagang, korespondensi pribadi, dan semacamnya. Bangsa Mesir dipercaya sebagai orang yang pertama kali membuat dan menggunakan papirus.
Di salah satu lembar papirus yang ditulis sekitar tahun 725 Masehi menyebut kata Muhammad dan Islam.
Lembar-lembar papirus itu juga membuktikan bahwa sejak dulu sudah ada dialog tentang makna menjadi Muslim yang baik, perintah haji dan zakat.
Bagi ilmuwan Belanda itu, sumber sejarah Islam berupa papirus sangatlah penting. "Papirus pada kenyataannya merupakan satu-satunya sumber kontemporer untuk sejarah 200 tahun pertama Islam," kata perempuan yang menerima 1 juta euro dari Lembaga Penelitian Eropa untuk melanjutkan penelitiannya itu. Data-data yang ditemukannya mengkonfirmasi cukup banyak sumber resmi Islam.
Di Sinilah Nabi Ibrahim AS Dahulu Dibakar Raja Namrud
Di Sinilah Nabi Ibrahim AS Dahulu Dibakar Raja Namrud
Nabi Ibrahim AS merupakan rasul atau utusan Allah yang diberikan banyak mukjizat. Salah satunya, Ibrahim AS tak mempan dibakar api yang ganas. Bapak monoteisme itu sempat dibakar dalam api yang menyala-nya setelah menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh ayah dan kaumnya.
Namun, Nabi Ibrahim tak takut menghadapi hukuman dari kaumnya itu. Lalu, Allah SWT menyelamatkannya dari panasnya api yang menyala-nyala. "Kami berfirman, 'hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim'." (QS Al-Anbiyaa [21]: 69)
Konon, Nabi Ibrahim AS dibakar di wilayah Urfa, Turki.
Di tempat pembakaran itu, terdapat kolam ikan yang cukup luas. Kolam itu berisi ikan berwarna hitam dove yang seperti ikan gabus. Hanya ada satu jenis ikan dalam kolam itu dengan berbagai ukuran, mulai dari kecil hingga besar.
Masyarakat setempat mengatakan bahwa ikan-ikan yang berada di kawasan pembakaran Nabi Ibrahim itu tidak boleh dimakan. Kolam itu rupanya mengalir ke berbagai selokan di sekitar tempat itu. Selokan yang jernih itu dihiasi dengan sejumlah ikan hitam itu.
Sekitar 100 meter dari tempat pembakaran terdapat tempat kelahiran Nabi Ibrahim. Di samping tempat kelahiran itu telah berdiri dua masjid, yaitu Masjid Maulid Halil yang didirikan pada 1808 M dan Masjid Maulid Halil Baru yang didirikan pada 1980 M.
Dari tempat kelahiran terdapat bukit di belakang masjid. Bukit itu adalah tempat Nabi Ibrahim dilempar dari atas bukit ke tempat pembakaran dengan api yang telah menyala. Di bukit itu terdapat dua tiang besar dan bekas bangunan tua yang sudah runtuh, tetapi dirawat dan dijadikan museum oleh pemerintah setempat.
Namun, Nabi Ibrahim tak takut menghadapi hukuman dari kaumnya itu. Lalu, Allah SWT menyelamatkannya dari panasnya api yang menyala-nyala. "Kami berfirman, 'hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim'." (QS Al-Anbiyaa [21]: 69)
Konon, Nabi Ibrahim AS dibakar di wilayah Urfa, Turki.
Di tempat pembakaran itu, terdapat kolam ikan yang cukup luas. Kolam itu berisi ikan berwarna hitam dove yang seperti ikan gabus. Hanya ada satu jenis ikan dalam kolam itu dengan berbagai ukuran, mulai dari kecil hingga besar.
Masyarakat setempat mengatakan bahwa ikan-ikan yang berada di kawasan pembakaran Nabi Ibrahim itu tidak boleh dimakan. Kolam itu rupanya mengalir ke berbagai selokan di sekitar tempat itu. Selokan yang jernih itu dihiasi dengan sejumlah ikan hitam itu.
Sekitar 100 meter dari tempat pembakaran terdapat tempat kelahiran Nabi Ibrahim. Di samping tempat kelahiran itu telah berdiri dua masjid, yaitu Masjid Maulid Halil yang didirikan pada 1808 M dan Masjid Maulid Halil Baru yang didirikan pada 1980 M.
Dari tempat kelahiran terdapat bukit di belakang masjid. Bukit itu adalah tempat Nabi Ibrahim dilempar dari atas bukit ke tempat pembakaran dengan api yang telah menyala. Di bukit itu terdapat dua tiang besar dan bekas bangunan tua yang sudah runtuh, tetapi dirawat dan dijadikan museum oleh pemerintah setempat.
Pedang Pedang Rosulullah Yang MENGAGUMKAN
1. Al Ma’thur
Pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu yang pertama di Mekah. Pedang ini diberi oleh ayahanda beliau, dan dibawa waktu hijrah dari Mekah ke Medinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: ‘Abdallah bin Abd al-Mutalib’
2. Al Adb
Al-’Adb, nama pedang ini, berarti ‘memotong’ atau ‘tajam.’ Pedang ini dikirim ke para sahabat Nabi Muhammad SAW sesaat sebelum Perang Badar. Beliau menggunakan pedang ini di Perang Uhud dan pengikut-pengikutnnya menggunakan pedang ini untuk menunjukkan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di masjid Husain di Kairo Mesir.
3. Dhu Al Faqar
Sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badr. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian Ali mengembalikannya ketika Perang Uhud dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya, dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya. Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga. Berbentuk blade dengan dua mata.
4. Al Battar
Battar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai ‘Pedangnya para nabi‘, dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi : ‘Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW’. Di dalamnya juga terdapat gambar Nabi Daud AS ketika memotong kepala dari Goliath, orang yang memiliki pedang ini pada awalnya.
Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean. Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 101 cm. Dikabarkan bahwa ini adalah pedang yang akan digunakan Nabi Isa AS kelak ketika beliau turun ke bumi kembali untuk mengalahkan Dajjal.
5. Hatf
Sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS mengambil pedang ‘Al Battar’ dari Goliath sebagai rampasan ketika beliau mengalahkan Goliath tersebut pada saat umurnya 20 tahun. Allah SWT memberi kemampuan kepada Nabi Daud AS untuk ‘bekerja’ dengan besi, membuat baju baja, senjata dan alat perang, dan beliau juga membuat senjatanya sendiri.
Dan Hatf adalah salah satu buatannya, menyerupai Al Battar tetapi lebih besar dari itu. Beliau menggunakan pedang ini yang kemudian disimpan oleh suku Levita (suku yang menyimpan senjata-senjata barang Israel) dan akhirnya sampai ke tangan Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di Musemum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade, dengan panjang 112 cm dan lebar 8 cm.
6. Al Mikhdam
bahwa pedang ini berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diteruskan ke anak-anaknya Ali. Tapi ada kabar lain bahwa pedang ini berasal dari Ali bin Abi Thalib sebagai hasil rampasan pada serangan yang beliau pimpin di Syria. Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 97 cm, dan mempunyai ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Zayn al-Din al-Abidin’.<
7. Al Rasub
pedang ini dijaga di rumah Nabi Muhammad SAW oleh keluarga dan sanak saudaranya seperti layaknya bahtera (Ark) yang disimpan oleh bangsa Israel.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 140 cm, mempunyai bulatan emas yang didalamnya terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Ja’far al-Sadiq’.
8. Al Qadib:
Al-Qadib berbentuk blade tipis sehingga bisa dikatakan mirip dengan tongkat. Ini adalah pedang untuk pertahanan ketika bepergian, tetapi tidak digunakan untuk peperangan. Ditulis di samping pedang berupa ukiran perak yang berbunyi syahadat: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah – Muhammad bin Abdallah bin Abd al-Mutalib.” Tidak ada indikasi dalam sumber sejarah bahwa pedang ini telah digunakan dalam peperangan. Pedang ini berada di rumah Nabi Muhammad SAW dan kemudian hanya digunakan oleh khalifah Fatimid.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Panjangnya adalah 100 cm dan memiliki sarung berupa kulit hewan yang dicelup.
9. Qal’a:
Pedang ini dikenal sebagai “Qal’i” atau “Qul’ay.” Nama yang mungkin berhubungan dengan tempat di Syria atau tempat di dekat India Cina. Ulama negara lain bahwa kata “qal’i” merujuk kepada “timah” atau “timah putih” yang di tambang berbagai lokasi. Pedang ini adalah salah satu dari tiga pedang Nabi Muhammad SAW yang diperoleh sebagai rampasan dari Bani Qaynaqa. Ada juga yang melaporkan bahwa kakek Nabi Muhammad SAW menemukan pedang ini ketika beliau menemukan air Zamzam di Mekah.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 100 cm. Didalamnya terdapat ukiran bahasa Arab berbunyi: “Ini adalah pedang mulia dari rumah Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah.” Pedang ini berbeda dari yang lain karena pedang ini mempunyai desain berbentuk gelombang.
Kamis, 27 Januari 2011
CARA BERPIKIR ORANG SUKSES
Orang sukses dan orang belum sukses dibedakan dari cara berpikirnya. Cara berpikir atau mindset ini bisa dipelajari, bisa dimiliki oleh siapa saja yang mau sukses. Berikut cara berpikir orang sukses:
1. Big picture thinking bukan small thinking. Cara berpikir ini menjadikan mereka terus belajar, banyak mendengar dan terfokus sehingga cakrawala mereka menjadi luas.
2. Focused thinking bukan scattered thinking. Sehingga dapat menghemat waktu dan energi, loncatan-loncatan besar dapat mereka raih.
3. Creative thinking bukan restrictive thinking. Proses berpikir kreatif ini meliputi: think-collect- create-correct- connect.
4. Realistic thinking bukan fantasy thinking. Memungkinkan mereka meminimalkan risiko, ada target & plan, security, sebagai Katalis dan memiliki Kredibilitas.
5. Strategic thinking bukan random thinking. Sehingga simplifies, customize, antisipatif, reduce error and influence other dapat dilakukan.
6. Possibility thinking bukan limited thinking. Mereka dapat berpikir bebas dan menemukan solusi bagi situasi yang dihadapi.
7. Reflective thinking bukan impulsive thinking. Memungkinkan mereka memiliki integritas, clarify big picture, confident decision making.
8. Innovative thinking bukan popular thinking. Menghindari cara berpikir yang awam untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
9. Shared thinking bukan solo thinking. Berbagi pemikiran dengan orang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
10. Unselfish thinking bukan selfish thinking. Memungkinkan mereka berkolaborasi dengan pemikian orang lain.
11. Bottom line thinking bukan wishful thinking. Berfokus pada hasil sehingga dapat meraih hasil berdasarkan potensi pemikiran yang dimiliki. Pikiran adalah awal dari segalanya. Cara berpikir menentukan cara hidup
1. Big picture thinking bukan small thinking. Cara berpikir ini menjadikan mereka terus belajar, banyak mendengar dan terfokus sehingga cakrawala mereka menjadi luas.
2. Focused thinking bukan scattered thinking. Sehingga dapat menghemat waktu dan energi, loncatan-loncatan besar dapat mereka raih.
3. Creative thinking bukan restrictive thinking. Proses berpikir kreatif ini meliputi: think-collect- create-correct- connect.
4. Realistic thinking bukan fantasy thinking. Memungkinkan mereka meminimalkan risiko, ada target & plan, security, sebagai Katalis dan memiliki Kredibilitas.
5. Strategic thinking bukan random thinking. Sehingga simplifies, customize, antisipatif, reduce error and influence other dapat dilakukan.
6. Possibility thinking bukan limited thinking. Mereka dapat berpikir bebas dan menemukan solusi bagi situasi yang dihadapi.
7. Reflective thinking bukan impulsive thinking. Memungkinkan mereka memiliki integritas, clarify big picture, confident decision making.
8. Innovative thinking bukan popular thinking. Menghindari cara berpikir yang awam untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
9. Shared thinking bukan solo thinking. Berbagi pemikiran dengan orang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
10. Unselfish thinking bukan selfish thinking. Memungkinkan mereka berkolaborasi dengan pemikian orang lain.
11. Bottom line thinking bukan wishful thinking. Berfokus pada hasil sehingga dapat meraih hasil berdasarkan potensi pemikiran yang dimiliki. Pikiran adalah awal dari segalanya. Cara berpikir menentukan cara hidup
SOICHIRO HONDA: "Lihat Kegagalan Saya"
Pengalaman adalah guru yang paling brutal dan kejam.
Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.
Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda – Soichiro Honda – diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever. Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi…
Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.
Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.
Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.
Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.
Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.
Kuliah karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah – pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.
“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.
Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.
Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” – cikal bakal lahirnya mobil Honda – itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok.
Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia. Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.
Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang ”Raja” jalanan.
5 Resep keberhasilan Honda:
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.
Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.
Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda – Soichiro Honda – diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever. Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi…
Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.
Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.
Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.
Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.
Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.
Kuliah karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah – pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.
“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.
Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.
Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” – cikal bakal lahirnya mobil Honda – itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok.
Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia. Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.
Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang ”Raja” jalanan.
5 Resep keberhasilan Honda:
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.
9 Langkah Menulis Buku
1. Eksplorasi tema yang akan diangkat. Biasanya kita harus ‘hunting’ fenomena yang sedang hangat dibicarakan. Atau, bisa juga tema ‘abadi’ seperti masalah cinta. Tapi, kita coba bahas dari sudut pandang lain. Meski nilainya Islam, tetapi ‘rasanya’ khas: bahasa, metode penyampaian, segmentasi pembaca, dan
solusi praktis/sistemik.
2. Setelah tema kita genggam. Langkah kedua adalah menentukan judul yang kira-kira menarik. Usahakan judul untuk buku nonfiksi, ‘cuma’ terdiri dari 3 kata. Maksimal boleh 4 kata. Selain menarik, juga hemat kata. Simple deh.
3. Membuat outline. Ini diperlukan supaya pembahasan tidak melebar ke mana-mana. Pagari dengan beberapa bab yang mungkin untuk dibuatkan tulisannya. Jumlah bab bergantung kepada berapa banyak materi yang akan kita kupas habis dalam satu buku tersebut. Contohnya bisa lihat buku-buku yang sudah ada. Simak bagaimana para penulis itu menuangkan gagasannya dalam sebuah buku. Khusus untuk buku JNC, saya dan Iwan cuma butuh 4 bab. Itu pun terdiri dari 4 ide pokok; filosofi cinta, fakta perwujudan cinta, bagaimana mengendalikan cinta, dan solusi akhir dari ‘masalah’ cinta. Dan dengan catatan, cinta di sini adalah yang langsung berhubungan dengan perwujudan dari naluri mempertahankan jenis. Masing-masing bab terdiri dari beberapa tulisan yang memungkinkan untuk dibahas. Dikelompokkan dengan amat rapi, dan sedetil mungkin sehingga tidak ada pembahasan yang terlewat. Ini memang relatif, bergantung kepada faktor si penulis sebagai manusia dan sudut pandang yang dimilikinya selama ini (ideologis atau tidak).
4. Pastikan dalam pembuatan outline itu terdiri dari formula standar: pemaparan fakta, pembahasan terhadap fakta, dan solusi Islam (baik praktis maupun sistemik). Arahnya harus sudah jelas. Jika keroyokan, maka ini kudu sering didiskusikan supaya terjaga alurnya. Alurnya boleh detil boleh secara global saja. Tapi untuk kedua buku kami (JJS dan JNC) yang ditulis berdua itu tidak dilakukan karena kebetulan sudah bisa dipahami alur penulisannya. Bahkan outline yang dibuat pun langsung fixed jadi daftar isi. Pengalaman yang agak melelahkan sewaktu membuat buku Yes! I am MUSLIM. Itu buku tebel banget karena saya
ingin jadikan buku itu sebagai masterpiece dari semua karya saya. Buku itu saya buat dalam waktu setahun. Lambat banget, tapi waktu setahun itu habis untuk nyari data dan editing. Sementara nulis mentahnya sendiri selama 1 bulan. Itu pun saya nulis nggak tiap hari, seminggu paling 3 atau 4 hari dengan durasi
maksimal 3 jam.
5. Langkah selanjutnya adalah penelusuran fakta yang akan dijadikan sebagai bahan/data penulisan. Ini amat penting bagi sebuah buku nonfiksi. Jangankan nonfiksi, buku fiksi saja harus jelas datanya yang akan digunakan sebagai latar cerita tersebut. Seakurat mungkin. Sebab, kalo salah ambil fakta atau sekadar
cuap-cuap aja kan nggak mutu istilahnya. Jadi tahapan ini amat penting dilakukan. Data-data itu bisa didapat dari berbagai sumber; digital dan nondigital.
Saya dan Iwan sejauh ini mengandalkan sourcing data di internet. Untuk menghemat waktu, pencarian data biasanya saya dan Iwan mempercayakan kepada seorang kawan yang memang ‘tekun’ banget dalam penelusuran datanya. Asal diberi batasan dan spesifikasinya insya Allah bisa berjalan. Kalo pun ada kekurangan di sana-sini, biasanya kami langsung hunting lagi sebagai pelengkap. Tapi untuk buku JNC, saya dan Iwan langsung memburu data sendiri. Beda dengan Jangan Jadi Seleb, karena harus kuat di data, kami menyerahkannya kepada seorang kawan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang kami inginkan. Enaknya lagi, ‘perpustakaan digital’ yang dimiliki media tempat kami bekerja (sekarang udah ‘almarhum’, yakni Majalah Permata) udah cukup memberi kesegaran untuk membuat tulisan lebih berbobot. Catatan: datanya terdiri dari ‘dalil aqli’ dan ‘dalil naqli’. Jadi, selain data dari fakta di lapangan, juga data yang sifatnya untuk menguatkan argumentasi, yakni dari al-Quran, hadits, ijma sahabat, dan juga qiyas. Tapi yang pasti, tulisan itu kudu ideologis!
6. Setelah data terkumpul, jika sendiri menulisnya, maka saya biasanya langsung saja menyusun tulisan (seperti pada buku Jangan Jadi Bebek). Tapi untuk Jangan Jadi Seleb dan Jangan Nodai Cinta, saya membagi tanggung jawab penulisan dengan Iwan. Untuk JNC, masing-masing dua bab. Terserah aja mau pilih yang mana. Tapi karena saya dan Iwan udah tahu karakter tulisan masing-masing (maklum, sejak tahun 1989 bareng terus dan punya keterampilan menulis untuk segmen remaja), maka posisi penanggung jawab utama untuk bab-bab yang sudah dibuatkan outlinenya langsung saya tentukan; bab 1 dan bab 3 bagian Iwan, sementara bab 2 dan bab 4 saya yang pegang. Setelah kelar, tukar posisi dalam mengedit. Terakhir, saya yang edit total dari semua tulisan. Termasuk pengaturan font, footnote dan kroscek data. Melelahkan memang. Tapi alhamdulillah, hasilnya juga lumayan. J
7. Selama penulisan, update data terbaru tetap dilakukan. Supaya terasa hangat terus. Itu dilakukan sampe editing akhir. Sangat boleh jadi fakta-fakta terbaru akan menggeser data yang sudah kita buat. Tak masalah, selama memang itu memiliki nilai jual tinggi sebagai sebuah ide.
8. Jangan lupa, tentukan deadline penulisan. Kalo nggak, bisa jadi akan molor terus. Bukankah kita perlu target dan itu harus terukur? Buku JJS kami patok maksimal 3 bulan (karena sourcing datanya yang agak lama, yakni hampir 2 bulan. Sementara untuk penulisan kami membutuhkan 1 bulan). Untuk JNC kurang lebih sama. 3 bulan adalah patokan standar kami untuk buku nonfiksi. Bahkan kalo keroyokan lebih enak lagi. Karena kadang muncul ide-ide segar dari teman nulis kita. Jadi lengkap kan? Meski tentunya bukan berarti menulis sendiri tidak bagus, lho. Itu mah bergantung kepada kreativitas penulisnya.
9. Menerbitkan buku kita. Nah, kalo udah semua dilakukan, langkah berikutnya adalah ‘mencari’ penerbit. Modal nekat aja. Kirim ke berbagai penerbit secara berurutan print out dari buku kita. Pokoknya pede. Harus tahu diri juga kalo kita belum dikenal siapa pun. Ini yang lumayan lama euy. Karena biasanya naskah
ngendon di sana minimal 1 bulan. Maksimal 3 bulan. Bayangkan, jika satu penerbit menolak, maka mulai lagi dari nol. Di penerbit kedua, dengan waktu yang kira-kira sama. Wuih, jenuh juga kan nunggunya? Daripada manyun, akhirnya saya suka ‘iseng’ nyari tema lain dan siap-siap bikin buku baru. Sekadar tahu saja, buku JJB sudah mampir di tiga penerbit. Tapi semuanya mengembalikan draft buku tersebut. Tapi alhamdulillah semangat saya yang menggebu disambut penerbit GIP, sekarang alhamdulillah jadi buku best seller. Tapi berbeda jika kita kebetulan udah ‘ngetop’ prosesnya jadi lebih mudah. Menyenangkan sekali
bukan? Bahkan sangat boleh jadi kita akan diuber beberapa penerbit yang minta naskah ke kita. Moga-moga tips singkat ini membuka wawasan dalam menulis buku. Tapi semua yang saya paparkan tersebut, hanya satu yang harus tetep dijaga agar jangan sampe padam: MOTIVASI. Tanpa itu, saya kira keinginan hanya sebatas lamunan saja. Oke deh, jangan berhenti nulis dan tetep semangat![]
sumber: osilihin.com
solusi praktis/sistemik.
2. Setelah tema kita genggam. Langkah kedua adalah menentukan judul yang kira-kira menarik. Usahakan judul untuk buku nonfiksi, ‘cuma’ terdiri dari 3 kata. Maksimal boleh 4 kata. Selain menarik, juga hemat kata. Simple deh.
3. Membuat outline. Ini diperlukan supaya pembahasan tidak melebar ke mana-mana. Pagari dengan beberapa bab yang mungkin untuk dibuatkan tulisannya. Jumlah bab bergantung kepada berapa banyak materi yang akan kita kupas habis dalam satu buku tersebut. Contohnya bisa lihat buku-buku yang sudah ada. Simak bagaimana para penulis itu menuangkan gagasannya dalam sebuah buku. Khusus untuk buku JNC, saya dan Iwan cuma butuh 4 bab. Itu pun terdiri dari 4 ide pokok; filosofi cinta, fakta perwujudan cinta, bagaimana mengendalikan cinta, dan solusi akhir dari ‘masalah’ cinta. Dan dengan catatan, cinta di sini adalah yang langsung berhubungan dengan perwujudan dari naluri mempertahankan jenis. Masing-masing bab terdiri dari beberapa tulisan yang memungkinkan untuk dibahas. Dikelompokkan dengan amat rapi, dan sedetil mungkin sehingga tidak ada pembahasan yang terlewat. Ini memang relatif, bergantung kepada faktor si penulis sebagai manusia dan sudut pandang yang dimilikinya selama ini (ideologis atau tidak).
4. Pastikan dalam pembuatan outline itu terdiri dari formula standar: pemaparan fakta, pembahasan terhadap fakta, dan solusi Islam (baik praktis maupun sistemik). Arahnya harus sudah jelas. Jika keroyokan, maka ini kudu sering didiskusikan supaya terjaga alurnya. Alurnya boleh detil boleh secara global saja. Tapi untuk kedua buku kami (JJS dan JNC) yang ditulis berdua itu tidak dilakukan karena kebetulan sudah bisa dipahami alur penulisannya. Bahkan outline yang dibuat pun langsung fixed jadi daftar isi. Pengalaman yang agak melelahkan sewaktu membuat buku Yes! I am MUSLIM. Itu buku tebel banget karena saya
ingin jadikan buku itu sebagai masterpiece dari semua karya saya. Buku itu saya buat dalam waktu setahun. Lambat banget, tapi waktu setahun itu habis untuk nyari data dan editing. Sementara nulis mentahnya sendiri selama 1 bulan. Itu pun saya nulis nggak tiap hari, seminggu paling 3 atau 4 hari dengan durasi
maksimal 3 jam.
5. Langkah selanjutnya adalah penelusuran fakta yang akan dijadikan sebagai bahan/data penulisan. Ini amat penting bagi sebuah buku nonfiksi. Jangankan nonfiksi, buku fiksi saja harus jelas datanya yang akan digunakan sebagai latar cerita tersebut. Seakurat mungkin. Sebab, kalo salah ambil fakta atau sekadar
cuap-cuap aja kan nggak mutu istilahnya. Jadi tahapan ini amat penting dilakukan. Data-data itu bisa didapat dari berbagai sumber; digital dan nondigital.
Saya dan Iwan sejauh ini mengandalkan sourcing data di internet. Untuk menghemat waktu, pencarian data biasanya saya dan Iwan mempercayakan kepada seorang kawan yang memang ‘tekun’ banget dalam penelusuran datanya. Asal diberi batasan dan spesifikasinya insya Allah bisa berjalan. Kalo pun ada kekurangan di sana-sini, biasanya kami langsung hunting lagi sebagai pelengkap. Tapi untuk buku JNC, saya dan Iwan langsung memburu data sendiri. Beda dengan Jangan Jadi Seleb, karena harus kuat di data, kami menyerahkannya kepada seorang kawan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang kami inginkan. Enaknya lagi, ‘perpustakaan digital’ yang dimiliki media tempat kami bekerja (sekarang udah ‘almarhum’, yakni Majalah Permata) udah cukup memberi kesegaran untuk membuat tulisan lebih berbobot. Catatan: datanya terdiri dari ‘dalil aqli’ dan ‘dalil naqli’. Jadi, selain data dari fakta di lapangan, juga data yang sifatnya untuk menguatkan argumentasi, yakni dari al-Quran, hadits, ijma sahabat, dan juga qiyas. Tapi yang pasti, tulisan itu kudu ideologis!
6. Setelah data terkumpul, jika sendiri menulisnya, maka saya biasanya langsung saja menyusun tulisan (seperti pada buku Jangan Jadi Bebek). Tapi untuk Jangan Jadi Seleb dan Jangan Nodai Cinta, saya membagi tanggung jawab penulisan dengan Iwan. Untuk JNC, masing-masing dua bab. Terserah aja mau pilih yang mana. Tapi karena saya dan Iwan udah tahu karakter tulisan masing-masing (maklum, sejak tahun 1989 bareng terus dan punya keterampilan menulis untuk segmen remaja), maka posisi penanggung jawab utama untuk bab-bab yang sudah dibuatkan outlinenya langsung saya tentukan; bab 1 dan bab 3 bagian Iwan, sementara bab 2 dan bab 4 saya yang pegang. Setelah kelar, tukar posisi dalam mengedit. Terakhir, saya yang edit total dari semua tulisan. Termasuk pengaturan font, footnote dan kroscek data. Melelahkan memang. Tapi alhamdulillah, hasilnya juga lumayan. J
7. Selama penulisan, update data terbaru tetap dilakukan. Supaya terasa hangat terus. Itu dilakukan sampe editing akhir. Sangat boleh jadi fakta-fakta terbaru akan menggeser data yang sudah kita buat. Tak masalah, selama memang itu memiliki nilai jual tinggi sebagai sebuah ide.
8. Jangan lupa, tentukan deadline penulisan. Kalo nggak, bisa jadi akan molor terus. Bukankah kita perlu target dan itu harus terukur? Buku JJS kami patok maksimal 3 bulan (karena sourcing datanya yang agak lama, yakni hampir 2 bulan. Sementara untuk penulisan kami membutuhkan 1 bulan). Untuk JNC kurang lebih sama. 3 bulan adalah patokan standar kami untuk buku nonfiksi. Bahkan kalo keroyokan lebih enak lagi. Karena kadang muncul ide-ide segar dari teman nulis kita. Jadi lengkap kan? Meski tentunya bukan berarti menulis sendiri tidak bagus, lho. Itu mah bergantung kepada kreativitas penulisnya.
9. Menerbitkan buku kita. Nah, kalo udah semua dilakukan, langkah berikutnya adalah ‘mencari’ penerbit. Modal nekat aja. Kirim ke berbagai penerbit secara berurutan print out dari buku kita. Pokoknya pede. Harus tahu diri juga kalo kita belum dikenal siapa pun. Ini yang lumayan lama euy. Karena biasanya naskah
ngendon di sana minimal 1 bulan. Maksimal 3 bulan. Bayangkan, jika satu penerbit menolak, maka mulai lagi dari nol. Di penerbit kedua, dengan waktu yang kira-kira sama. Wuih, jenuh juga kan nunggunya? Daripada manyun, akhirnya saya suka ‘iseng’ nyari tema lain dan siap-siap bikin buku baru. Sekadar tahu saja, buku JJB sudah mampir di tiga penerbit. Tapi semuanya mengembalikan draft buku tersebut. Tapi alhamdulillah semangat saya yang menggebu disambut penerbit GIP, sekarang alhamdulillah jadi buku best seller. Tapi berbeda jika kita kebetulan udah ‘ngetop’ prosesnya jadi lebih mudah. Menyenangkan sekali
bukan? Bahkan sangat boleh jadi kita akan diuber beberapa penerbit yang minta naskah ke kita. Moga-moga tips singkat ini membuka wawasan dalam menulis buku. Tapi semua yang saya paparkan tersebut, hanya satu yang harus tetep dijaga agar jangan sampe padam: MOTIVASI. Tanpa itu, saya kira keinginan hanya sebatas lamunan saja. Oke deh, jangan berhenti nulis dan tetep semangat![]
sumber: osilihin.com
Rabu, 26 Januari 2011
MAKANAN DAN MINUMAN PENGHUNI NERAKA
Harun Yahya mengartikan neraka sebagai tempat orang-orang yang tidak beriman tinggal selamanya dan diciptakan khusus untuk memberikan siksaan bagi jasad dan jiwa manusia. Hal ini semata karena orang-orang yang tidak beriman bersalah atas dosa besar dan keadilan Allah menuntut hukuman atas mereka.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa neraka merupakan tempat terjelek yang dapat dibayangkan dan sumber dari siksaan yang total. Siksaan dan kesakitan ini tidak sama dengan rasa sakit apa pun di dunia ini. Ia jauh lebih kuat daripada rasa sakit ataupun kesengsaraan yang dapat dihadapi seseorang di dunia ini. Ini sudah tentu pekerjaan Allah, Yang Maha Mulia dalam kebijaksanaan.
Menurut deskripsi al-Quran, neraka adalah tempat di mana rasa sakit luar biasa dialami. Baunya menjijikkan, sempit, ribut, penuh asap, dan muram serta menyuntikkan rasa tidak aman ke dalam jiwa manusia. Apinya membakar hingga ke dalam jantung, makanan dan minumannya menjijikkan serta pakaiannya dari api dan aspal cair.
Dengan kulit koyak-moyak, daging terbakar, dan darah bepercikan di mana-mana, mereka dirantai dan dicambuk. Dengan tangan terikat ke leher, mereka dilemparkan ke pusat neraka. Sementara itu malaikat azab menempatkan mereka yang bersalah di ranjang api, selimutnya pun dari api. Peti mati tempat mereka ditempatkan tertutup api. Pokoknya, mereka sibuk dengan segala siksaan Allah. Pertanyaannya, jika mereka sibuk dengan siksaan-siksaan itu, apakah mereka punya kesempatan untuk makan dan minum? Kalau ya, apa bentuk makanan dan minumannya?
Meski mereka sibuk dengan siksaan yang didatangkan Allah, para penghuni neraka tetap punya kesempatan untuk makan dan minum. Hanya saja, makanan dan minuman mereka tentu sangat berbeda dengan makanan dan minuman penghuni surga. Dalam al-Qur’an Surat Ash-Shaaffaat (37) ayat 62-65 disebutkan, “(Makanan surga) Apakah itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum? Sesungguhnya Kami menjadikannya fitnah bagi orang-orang zalim.
Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang ke luar di dasar neraka Jahim. Mayangnya seperti kepala-kepala setan.”
Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, setelah ayat-ayat sebelumnya mengurai masalah penghuni surga, ayat di atas menekankan betapa jauh perbedaan antara perolehan penghuni surga dengan perolehan penghuni neraka. Itu dipaparkan untuk menggugah hati setiap orang agar berusaha memperoleh kenikmatan serupa dan menghindar dari segala bentuk rasa.
Menurutnya, kata nuzul (an) pada ayat di atas pada awalnya diartikan “sesuatu yang dihidangkan kepada seorang yang baru datang.” Makna ini lalu berkembang sehingga mencakup segala sesuatu yang dihidangkan baik untuk tamu baru atau bukan.
Al-Biqai memahaminya sebagai “Hidangan Selamat Datang”. Artinya, kalau ini baru hidangan awal, maka bagaimana sesudahnya? Tentu lebih hebat dan nikmat lagi sebagaimana diisyaratkan oleh hadits qudsy bahwa telah disiapkan buat mereka juga yang tidak terlintas dalam benak.
Menurut ayat di atas, makanan penghuni neraka adalah buah yang berasal dari pohon zaqqum. Ada yang berpendapat ia berasal dari kata az-zuqmah yang berarti penyakit lepra atau at-tazaqqum yakni upaya menelan sesuatu yang sangat tidak disukai. Sebagian ulama menyatakan bahwa pohon zaqqum adalah sejenis pohon kecil dengan dedaunan yang sangat busuk aromanya. Getahnya mengakibatkan bengkak bila menyentuh badan manusia. Ia ditemukan di beberapa daerah tandus dan padang pasir.
Menurut Quraish Shihab, kalaupun pendapat ini diterima, namun pohon zaqqum yang dimaksudkan oleh al-Qur’an bukanlah pohon tersebut, karena dia seperti bunyi ayat di atas, tumbuh di dasar neraka. Karena itu pula mereka tidak mengetahuinya, maka Allah menjelaskan sifat-sifatnya di sini dan di surat al-Waqi’ah. Kaum musyrikin pun keliru dalam memahaminya.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa kaum musyrikin menduga pohon zaqqum adalah kurma. Padahal, oleh banyak ulama pohon ini dipersamakan dengan pohon yang dinamai oleh al-Qur’an dengan asy-Syajarah al-Ma’lumah (QS. Al-Isra’ [7]: 60). Kata asy-Syajarah biasa digunakan dalam arti pohon kayu. Dalam QS. Ad-Dukhan [44]: 45, pohon itu dilukiskan seperti kotoran minyak yang mendidih dalam perut.
Dalam asbab al-nuzul disebutkan bahwa ketika ayat tentang pohon zaqqum ini turun, kaum musyrikin mengejek dan mencemoohnya. Abu Jahal misalnya meminta pembantunya membawa kurma lalu berkata: “Apakah buah seperti ini yang diharapkan oleh Muhammad akan menakutkan kita?” Dan ketika dinyatakan bahwa ia tumbuh dari dasar api neraka, mereka berkata: “Bagaimana bisa ada pohon yang tumbuh di dasar api neraka?”
Ulama berbeda pendapat dalam memahami ayat ru’us asy-syayathin (kepala-kepala setan).
Pakar tafsir ath-Thabari memahaminya sebagai perumpamaan bagi sesuatu yang buruk seperti setan. Atau mayangnya itu diperumpamakan dengan ular yang dikenal oleh masyarakat Arab dengan nama syaithan. Jenis ular ini berbau busuk dan bermuka buruk. Bisa juga yang dimaksud dengan kata syayathin pada ayat ini adalah sejenis tumbuhan yang dikenal dengan nama ru’us syayathin.
Sementara orang memahami kata setan hanya terbatas pada sosok makhluk halus yang di samping menggoda dan merayu, juga mengganggu dan menyakiti. Tetapi bila kita merujuk ke sekian banyak hadits Nabi Muhammad Saw. ditemukan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan pun dinamai setan. Misalnya sabda beliau, “Wabah penyakit merupakan tusukan saudara-saudara (musuh-musuh) kamu dari jenis jin (setan).” (HR. Ahmad dan Ibn Abi ad-Dunya melalui Abu Musa). Dengan demikian kata setan digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang buruk dan tercela, sehingga setan dapat menjadi lambang dari kejahatan dan keburukan.
Pakar tafsir al-Biqa’i menulis bahwa kata syayathin pada ayat ini adalah lambang dari puncak keburukan –baik setan dimaksud adalah ular maupun selain ular. Demikian hal ini, karena keburukan setan serta apa yang berhubungan dengannya diyakini oleh jiwa kita sebagai sesuatu yang merupakan keburukan murni, tanpa sedikit kebaikan pun, sebagaimana mantapnya kata “malaikat” dalam jiwa kita dalam arti sesuatu yang sangat indah dan anggun.
Terlepas dari silang pendapat di atas, yang jelas penghuni neraka nanti akan makan makanan yang berasal dari pohon zaqqum. Mereka dipaksa untuk memakannya. Pohon itu lalu memenuhi perut-perut mereka, sehingga membakar muka, bibir dan lidah mereka serta merobek-robek perut mereka. “Maka sesungguhnya mereka pasti akan makan darinya, maka mereka memenuhkan perut-perut (mereka). Kemudian sesudahnya pasti buat mereka minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim.” (QS. Ash-Shaffat [37]: 66-68)
Rasa buah zaqqum itu sangat pahit, sehingga penghuni neraka segera menelannya, tidak memamahnya. Sama halnya ketika kita minum pil pahit, maka kita pun segera menelannya. Memamahnya sama saja dengan memaksa lidah kita untuk merasakan pahitnya.
Mujahid berkata bahwa para penghuni neraka diberi makanan berupa pohon zaqqum, yakni sebuah pohon yang termasuk dalam golongan yang paling buruk, pahit rasanya, bacin baunya dan bahkan berduri.
Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa neraka Jahanam itu memiliki tujuh tingkat. Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pohon zaqqum. Di bawah setiap pohon zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Juga di bawah setiap pohon zaqqum mempunyai 70.000 rantai dan setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat.
Setelah itu, mereka meminum minuman yang juga tak kalah buruk rasanya. Dalam QS. An-Naba’ [78]: 24-25 dilukiskan bahwa minuman penghuni neraka adalah air yang sangat panas dan nanah, “Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.”
Dalam kesempatan lain minuman penghuni neraka adalah air tembaga yang mendidih, “Sesungguhnya Kami (Allah) telah menyediakan neraka untuk orang-orang yang bersalah, mereka dikepung oleh gejolak apinya. Jika mereka meminta minuman, mereka diberi minum air tembaga yang mendidih yakni dapat menghanguskan muka. Alangkah buruknya minuman yang sedemikian itu. Alangkah jeleknya tempat yang semacam itu.”(Q.S. Al-Kahfi [18]:29)
Persoalannya, apakah mereka langsung minum setelah makan buah zaqqum itu atau ada tenggang waktu? Menurut Quraish Shihab, QS. Ash-Shaffat [37] ayat 67 yang berarti “Kemudian sesudahnya pasti buat mereka minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas,” memberi kesan bahwa ada jarak antara makan dan minum itu. Jarak tersebut bisa dipahami dalam arti siksaan akibat minuman itu lebih buruk daripada memakan buah zaqqum. Atau bahwa setelah makan mereka tidak langsung diberi minuman untuk menghapus kepahitan akibat makanan buruk yang memenuhi perut mereka.
Demikian jenis makanan dan minuman yang kelak dirasakan oleh para penghuni neraka. Betapa buruknya makanan dan minuman itu, sehingga membuat siapa saja yang merasakannya pasti akan dibuat hancur tubuhnya. Betapa ngerinya! Karena itu, jika kita ingin terhindar dari segala makanan dan minuman semacam itu harus pandai-pandai untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Amien. (Eep Khunaefi/dimuat di Hidayah edisi 87/foto sekedar ilustrasi&diambil dari www.freefoto.com)
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa neraka merupakan tempat terjelek yang dapat dibayangkan dan sumber dari siksaan yang total. Siksaan dan kesakitan ini tidak sama dengan rasa sakit apa pun di dunia ini. Ia jauh lebih kuat daripada rasa sakit ataupun kesengsaraan yang dapat dihadapi seseorang di dunia ini. Ini sudah tentu pekerjaan Allah, Yang Maha Mulia dalam kebijaksanaan.
Menurut deskripsi al-Quran, neraka adalah tempat di mana rasa sakit luar biasa dialami. Baunya menjijikkan, sempit, ribut, penuh asap, dan muram serta menyuntikkan rasa tidak aman ke dalam jiwa manusia. Apinya membakar hingga ke dalam jantung, makanan dan minumannya menjijikkan serta pakaiannya dari api dan aspal cair.
Dengan kulit koyak-moyak, daging terbakar, dan darah bepercikan di mana-mana, mereka dirantai dan dicambuk. Dengan tangan terikat ke leher, mereka dilemparkan ke pusat neraka. Sementara itu malaikat azab menempatkan mereka yang bersalah di ranjang api, selimutnya pun dari api. Peti mati tempat mereka ditempatkan tertutup api. Pokoknya, mereka sibuk dengan segala siksaan Allah. Pertanyaannya, jika mereka sibuk dengan siksaan-siksaan itu, apakah mereka punya kesempatan untuk makan dan minum? Kalau ya, apa bentuk makanan dan minumannya?
Meski mereka sibuk dengan siksaan yang didatangkan Allah, para penghuni neraka tetap punya kesempatan untuk makan dan minum. Hanya saja, makanan dan minuman mereka tentu sangat berbeda dengan makanan dan minuman penghuni surga. Dalam al-Qur’an Surat Ash-Shaaffaat (37) ayat 62-65 disebutkan, “(Makanan surga) Apakah itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum? Sesungguhnya Kami menjadikannya fitnah bagi orang-orang zalim.
Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang ke luar di dasar neraka Jahim. Mayangnya seperti kepala-kepala setan.”
Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, setelah ayat-ayat sebelumnya mengurai masalah penghuni surga, ayat di atas menekankan betapa jauh perbedaan antara perolehan penghuni surga dengan perolehan penghuni neraka. Itu dipaparkan untuk menggugah hati setiap orang agar berusaha memperoleh kenikmatan serupa dan menghindar dari segala bentuk rasa.
Menurutnya, kata nuzul (an) pada ayat di atas pada awalnya diartikan “sesuatu yang dihidangkan kepada seorang yang baru datang.” Makna ini lalu berkembang sehingga mencakup segala sesuatu yang dihidangkan baik untuk tamu baru atau bukan.
Al-Biqai memahaminya sebagai “Hidangan Selamat Datang”. Artinya, kalau ini baru hidangan awal, maka bagaimana sesudahnya? Tentu lebih hebat dan nikmat lagi sebagaimana diisyaratkan oleh hadits qudsy bahwa telah disiapkan buat mereka juga yang tidak terlintas dalam benak.
Menurut ayat di atas, makanan penghuni neraka adalah buah yang berasal dari pohon zaqqum. Ada yang berpendapat ia berasal dari kata az-zuqmah yang berarti penyakit lepra atau at-tazaqqum yakni upaya menelan sesuatu yang sangat tidak disukai. Sebagian ulama menyatakan bahwa pohon zaqqum adalah sejenis pohon kecil dengan dedaunan yang sangat busuk aromanya. Getahnya mengakibatkan bengkak bila menyentuh badan manusia. Ia ditemukan di beberapa daerah tandus dan padang pasir.
Menurut Quraish Shihab, kalaupun pendapat ini diterima, namun pohon zaqqum yang dimaksudkan oleh al-Qur’an bukanlah pohon tersebut, karena dia seperti bunyi ayat di atas, tumbuh di dasar neraka. Karena itu pula mereka tidak mengetahuinya, maka Allah menjelaskan sifat-sifatnya di sini dan di surat al-Waqi’ah. Kaum musyrikin pun keliru dalam memahaminya.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa kaum musyrikin menduga pohon zaqqum adalah kurma. Padahal, oleh banyak ulama pohon ini dipersamakan dengan pohon yang dinamai oleh al-Qur’an dengan asy-Syajarah al-Ma’lumah (QS. Al-Isra’ [7]: 60). Kata asy-Syajarah biasa digunakan dalam arti pohon kayu. Dalam QS. Ad-Dukhan [44]: 45, pohon itu dilukiskan seperti kotoran minyak yang mendidih dalam perut.
Dalam asbab al-nuzul disebutkan bahwa ketika ayat tentang pohon zaqqum ini turun, kaum musyrikin mengejek dan mencemoohnya. Abu Jahal misalnya meminta pembantunya membawa kurma lalu berkata: “Apakah buah seperti ini yang diharapkan oleh Muhammad akan menakutkan kita?” Dan ketika dinyatakan bahwa ia tumbuh dari dasar api neraka, mereka berkata: “Bagaimana bisa ada pohon yang tumbuh di dasar api neraka?”
Ulama berbeda pendapat dalam memahami ayat ru’us asy-syayathin (kepala-kepala setan).
Pakar tafsir ath-Thabari memahaminya sebagai perumpamaan bagi sesuatu yang buruk seperti setan. Atau mayangnya itu diperumpamakan dengan ular yang dikenal oleh masyarakat Arab dengan nama syaithan. Jenis ular ini berbau busuk dan bermuka buruk. Bisa juga yang dimaksud dengan kata syayathin pada ayat ini adalah sejenis tumbuhan yang dikenal dengan nama ru’us syayathin.
Sementara orang memahami kata setan hanya terbatas pada sosok makhluk halus yang di samping menggoda dan merayu, juga mengganggu dan menyakiti. Tetapi bila kita merujuk ke sekian banyak hadits Nabi Muhammad Saw. ditemukan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan pun dinamai setan. Misalnya sabda beliau, “Wabah penyakit merupakan tusukan saudara-saudara (musuh-musuh) kamu dari jenis jin (setan).” (HR. Ahmad dan Ibn Abi ad-Dunya melalui Abu Musa). Dengan demikian kata setan digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang buruk dan tercela, sehingga setan dapat menjadi lambang dari kejahatan dan keburukan.
Pakar tafsir al-Biqa’i menulis bahwa kata syayathin pada ayat ini adalah lambang dari puncak keburukan –baik setan dimaksud adalah ular maupun selain ular. Demikian hal ini, karena keburukan setan serta apa yang berhubungan dengannya diyakini oleh jiwa kita sebagai sesuatu yang merupakan keburukan murni, tanpa sedikit kebaikan pun, sebagaimana mantapnya kata “malaikat” dalam jiwa kita dalam arti sesuatu yang sangat indah dan anggun.
Terlepas dari silang pendapat di atas, yang jelas penghuni neraka nanti akan makan makanan yang berasal dari pohon zaqqum. Mereka dipaksa untuk memakannya. Pohon itu lalu memenuhi perut-perut mereka, sehingga membakar muka, bibir dan lidah mereka serta merobek-robek perut mereka. “Maka sesungguhnya mereka pasti akan makan darinya, maka mereka memenuhkan perut-perut (mereka). Kemudian sesudahnya pasti buat mereka minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim.” (QS. Ash-Shaffat [37]: 66-68)
Rasa buah zaqqum itu sangat pahit, sehingga penghuni neraka segera menelannya, tidak memamahnya. Sama halnya ketika kita minum pil pahit, maka kita pun segera menelannya. Memamahnya sama saja dengan memaksa lidah kita untuk merasakan pahitnya.
Mujahid berkata bahwa para penghuni neraka diberi makanan berupa pohon zaqqum, yakni sebuah pohon yang termasuk dalam golongan yang paling buruk, pahit rasanya, bacin baunya dan bahkan berduri.
Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa neraka Jahanam itu memiliki tujuh tingkat. Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pohon zaqqum. Di bawah setiap pohon zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Juga di bawah setiap pohon zaqqum mempunyai 70.000 rantai dan setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat.
Setelah itu, mereka meminum minuman yang juga tak kalah buruk rasanya. Dalam QS. An-Naba’ [78]: 24-25 dilukiskan bahwa minuman penghuni neraka adalah air yang sangat panas dan nanah, “Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.”
Dalam kesempatan lain minuman penghuni neraka adalah air tembaga yang mendidih, “Sesungguhnya Kami (Allah) telah menyediakan neraka untuk orang-orang yang bersalah, mereka dikepung oleh gejolak apinya. Jika mereka meminta minuman, mereka diberi minum air tembaga yang mendidih yakni dapat menghanguskan muka. Alangkah buruknya minuman yang sedemikian itu. Alangkah jeleknya tempat yang semacam itu.”(Q.S. Al-Kahfi [18]:29)
Persoalannya, apakah mereka langsung minum setelah makan buah zaqqum itu atau ada tenggang waktu? Menurut Quraish Shihab, QS. Ash-Shaffat [37] ayat 67 yang berarti “Kemudian sesudahnya pasti buat mereka minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas,” memberi kesan bahwa ada jarak antara makan dan minum itu. Jarak tersebut bisa dipahami dalam arti siksaan akibat minuman itu lebih buruk daripada memakan buah zaqqum. Atau bahwa setelah makan mereka tidak langsung diberi minuman untuk menghapus kepahitan akibat makanan buruk yang memenuhi perut mereka.
Demikian jenis makanan dan minuman yang kelak dirasakan oleh para penghuni neraka. Betapa buruknya makanan dan minuman itu, sehingga membuat siapa saja yang merasakannya pasti akan dibuat hancur tubuhnya. Betapa ngerinya! Karena itu, jika kita ingin terhindar dari segala makanan dan minuman semacam itu harus pandai-pandai untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Amien. (Eep Khunaefi/dimuat di Hidayah edisi 87/foto sekedar ilustrasi&diambil dari www.freefoto.com)
DAN JIN PUN BERPUASA DAN BERLEBARAN
Apakah jin juga berpuasa dan berlebaran seperti halnya manusia?
Allah berfirman, “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Adz-Dzaariat [51]: 56). Jika kita berkaca pada ayat ini, maka tentu jin pun akan berpuasa dan berlebaran untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah. Sebab, puasa adalah bagian dari ibadah wajib kepada Allah. Tentu, jin (Muslim) pun tidak ingin masuk neraka hanya karena tidak berpuasa.
Dari ayat ini pula sebenarnya bisa kita ambil kesimpulan bahwa di antara jin juga ada yang Muslim seperti manusia. Jin muslim inilah yang selalu taat kepada Allah dan melaksanakan segala perintah-Nya seperti halnya seorang manusia yang beriman dan bertakwa.
Namun, apakah puasanya jin itu sama seperti puasanya manusia yaitu dimulai sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari? Tidak ada dalil yang pasti mengenai ini. Namun, banyak yang berpendapat bahwa seperti halnya manusia jin Muslim juga mengikuti syariat Nabi-nabi mereka. Karena sekarang kita hidup dengan syariat Nabi Muhammad, maka jin Muslim pun mengikuti syariat beliau.
Sebagai makhluk yang mengikuti syariat Nabi Muhammad, tentu semua ibadah yang dikerjakan oleh jin juga sama dengan yang dikerjakan oleh manusia, termasuk cara puasa mereka. Artinya, kemungkinan besar jin pun berpuasa dengan menahan rasa lapar, dahaga dan seksual mereka sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari.
Menurut Panji Semirang, golongan jin beribadah menurut syariat pada masa Nabi berada. Untuk sekarang para jin beribadah mengikuti cara Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an menguatkan persepsi ini dalam QS Al-Jin,
“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an) lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.” (Al-Jin [72]: 1-3).
Ayat di atas nampak bahwa jin pun sangat bergairah untuk belajar al-Qur’an pada Nabi. Diakui sendiri oleh para jin bahwa al-Qur’an telah memberikan hidayah yang luar biasa. Tanpa sadar, landasan ilmiah ini menegaskan bahwa sistem peribadatan mereka (para jin) juga sama dengan manusia yaitu membaca al-Qur’an, shalat dan berpuasa.
Dalam dunia ghaib dikenal istilah Lailatul Jin (Malam Jin). Malam jin adalah malam di mana mereka menemui Rasulullah kemudian Rasul bersama mereka mendatangi kaum jin tersebut. Saat itulah, kaum jin mempelajari agama Islam dan mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an.
Sekali lagi, istilah ini menegaskan akan korelasi antara jin dan manusia untuk sama-sama mereguk syariat Nabi Muhammad. Ini artinya, sudah tentu jin pun berpuasa ketika hari yang mulia ini tiba. Tentunya, setelah itu mereka akan melakukan perayaan syukuran yang disebut dengan lebaran. Hanya saja, kita tidak tahu konsepsi lebaran mereka? Yang jelas, mereka tidak akan makan ketupat lebaran seperti halnya manusia. Sebab, mereka memiliki jenis makanan sendiri.
Menarik sebuah perkataan dari Allamah Thaba’thabai. Beliau pernah berkata demikian, “Telah dinukil dari jin bahwa semua agama dan mazhab yang diikuti oleh umat manusia juga terdapat pada jin kecuali mazhab ahlul-sunnah. Karena segolongan jin yang menyaksikan Ghadir-Khum (pelantikan Imam Ali di Ghadir Khum) masih hidup sampai saat ini dan mereka ikut bersaksi atas pelantikan Imam Ali sebagai khalifah oleh Rasulullah Saw.”
Dari perkataan di atas jelas bahwa jangankan persoalan ritual puasa yang merupakan kewajiban makhluk Tuhan yang terkena taklif, persoalan mazhab pun Jin memilikinya seperti halnya manusia. Artinya, di dalam alam jin juga ada madzhab atau golongan yang berkiblat pada imam tertentu. Sebab, mereka juga punya ulama, ustadz dan pakarnya sendiri-sendiri seperti juga manusia.
Suatu ketika sahabat Imam Muhammad Baqir bernama Abu Hamzah berkunjung ke rumah beliau. Karena masih ada tamu lain yang sedang berbicara dengan Imam, dia menunggu di luar rumah. Ketika para tamu itu keluar, tidak satu pun yang dikenalnya. Kemudian dia meminta izin untuk masuk dan menganjurkan agar Imam waspada terhadap para tamu asing itu, karena boleh jadi mereka itu adalah mata-mata Bani Umayyah yang tidak segan-segan menumpahkan darah. Imam memberitahukan bahwa para tamu asing itu adalah jin-jin Muslim yang menanyakan berbagai persoalan masalah agama kepada beliau.
Dari kisah nyata di atas yang penulis ambil dari karya Ruqayyah Yaqubi, “Laskar Api: Buku Paling Pintar Tentang Jin”, jelas bahwa jin yang beragama Islam pun banyak bertanya pada manusia tentang syariat yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Ini artinya, bahwa perilaku religiusitas jin Muslim juga sama persis dengan yang dilakukan oleh manusia, baik dalam shalatnya, puasanya, dan (mungkin) lebarannya.
Bahkan, telah dinukilkan dari Ummu Salamah, istri baginda Rasul Saw. bahwa semenjak wafatnya baginda Rasul Saw. dia tidak pernah lagi mendengar tangisan jin. Hingga suatu malam kembali dia mendengar suara tangis jin, dan ternyata di hari itu, Al-Imam Husein as telah gugur syahid. Seorang wanita jin menangisi Imam Husein, dan berkata:
“Wahai kedua mataku, menangislah sekuatnya, karena setelahku nanti, siapa lagi nanti yang akan menangisi para syuhada Karbala. Menangislah untuk manusia-manusia suci yang ajal telah membawa mereka kepada penguasa keji dari turunan budak.”
Kisah yang diambil dari karya Ali Ridha Tijali Tehrani yang berjudul “Jin dan Setan” ini menunjukkan bahwa bangsa jin yang beragama Islam pun sangat berduka ketika orang yang dikasihi Allah meninggal dunia. Jika mereka tidak beriman, tidak mungkin mereka menangisi syuhada yang tewas di medan laga. Inilah sebuah simbol bagaimana bangsa jin Muslim pun memiliki ikatan psikologis yang kuat dengan bangsa manusia, apalagi yang beriman dan bertakwa kepada Allah.
Dalam kitab Laali al-Akhbar disebutkan, seorang zahid yang bersahabat dengan jin mukmin menceritakan, kala itu, ia sedang duduk di masjid di antara barisan, kemudian muncul teman jinnya seraya bertanya kepadanya, “Bagaimana kamu melihat hati orang-orang yang berada di masjid ini?”
“Sebagian dari mereka tidur dan sebagian lagi terjaga,” jawabnya.
“”Apa yang engkau lihat di atas kepala mereka?” Tanyanya lagi.
“Aku tidak melihat sesuatu apapun,” katanya.
Lantas jin itu mengusap matanya dengan tangannya dan berkata, “Sekarang perhatikan!”
Tiba-tiba dia bisa melihat di setiap kepala mereka, berdiri seekor burung gagak.
Hanya saja, beberapa dari burung gagak tadi menutupi kedua mata orang yang berada di bawahnya dengan kedua sayapnya dan beberapa burung gagak lain tidak selalu menutupi kedua mata orang yang di bawahnya, melainkan adakalanya burung itu mengangkat kedua sayapnya.
“Apakah gagak itu?” tanyanya kepada jin mukmin.
Si jin pun menjawab, “Gagak-gagak itu adalah setan-setan penggoda. Manakala manusia melupakan Tuhannya, saat itu mereka akan menutupi mata manusia dengan kedua sayapnya, dan manakala manusia mengingat Tuhan-Nya, mereka akan mengangkat kedua sayap dari mata manusia.”
Sekali lagi, kisah di atas menandaskan bahwa jin Muslim pun dikenakan taklif untuk beribadah kepada Allah. Dari catatan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa jin yang telah menyatakan dirinya bersyahadat juga melakukan poin-poin religius seperti yang dilakukan oleh manusia yang beriman dan bertakwa, yaitu shalat, puasa dan (mungkin) lebaran. Sebab, pada dasarnya, kehidupan alam jin sama dengan alam manusia.
Dalam konteks puasa, karena jin pun mengikuti syariat Nabi Muhammad Saw., maka ia pun menahan rasa lapar, haus dan seksualitas mereka sejak fajar hingga terbenamnya matahari pada bulan Ramadhan. Setelah mereka sebulan penuh berpuasa, mereka pun ikut merayakannya dengan suka cita, seolah perjuangan telah berhasil mereka lalui. Dalam konteks Muslim Indonesia, itulah yang dinamakan lebaran. Di alam jin, mungkin prosesnya sama, meski namanya berbeda. Yang jelas, mereka pun pasti akan merayakan suka cita pasca berpuasa, layaknya umat Muslim Indonesia merayakan lebaran. Wallahu a’lam bil shawab!
Allah berfirman, “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Adz-Dzaariat [51]: 56). Jika kita berkaca pada ayat ini, maka tentu jin pun akan berpuasa dan berlebaran untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah. Sebab, puasa adalah bagian dari ibadah wajib kepada Allah. Tentu, jin (Muslim) pun tidak ingin masuk neraka hanya karena tidak berpuasa.
Dari ayat ini pula sebenarnya bisa kita ambil kesimpulan bahwa di antara jin juga ada yang Muslim seperti manusia. Jin muslim inilah yang selalu taat kepada Allah dan melaksanakan segala perintah-Nya seperti halnya seorang manusia yang beriman dan bertakwa.
Namun, apakah puasanya jin itu sama seperti puasanya manusia yaitu dimulai sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari? Tidak ada dalil yang pasti mengenai ini. Namun, banyak yang berpendapat bahwa seperti halnya manusia jin Muslim juga mengikuti syariat Nabi-nabi mereka. Karena sekarang kita hidup dengan syariat Nabi Muhammad, maka jin Muslim pun mengikuti syariat beliau.
Sebagai makhluk yang mengikuti syariat Nabi Muhammad, tentu semua ibadah yang dikerjakan oleh jin juga sama dengan yang dikerjakan oleh manusia, termasuk cara puasa mereka. Artinya, kemungkinan besar jin pun berpuasa dengan menahan rasa lapar, dahaga dan seksual mereka sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari.
Menurut Panji Semirang, golongan jin beribadah menurut syariat pada masa Nabi berada. Untuk sekarang para jin beribadah mengikuti cara Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an menguatkan persepsi ini dalam QS Al-Jin,
“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an) lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.” (Al-Jin [72]: 1-3).
Ayat di atas nampak bahwa jin pun sangat bergairah untuk belajar al-Qur’an pada Nabi. Diakui sendiri oleh para jin bahwa al-Qur’an telah memberikan hidayah yang luar biasa. Tanpa sadar, landasan ilmiah ini menegaskan bahwa sistem peribadatan mereka (para jin) juga sama dengan manusia yaitu membaca al-Qur’an, shalat dan berpuasa.
Dalam dunia ghaib dikenal istilah Lailatul Jin (Malam Jin). Malam jin adalah malam di mana mereka menemui Rasulullah kemudian Rasul bersama mereka mendatangi kaum jin tersebut. Saat itulah, kaum jin mempelajari agama Islam dan mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an.
Sekali lagi, istilah ini menegaskan akan korelasi antara jin dan manusia untuk sama-sama mereguk syariat Nabi Muhammad. Ini artinya, sudah tentu jin pun berpuasa ketika hari yang mulia ini tiba. Tentunya, setelah itu mereka akan melakukan perayaan syukuran yang disebut dengan lebaran. Hanya saja, kita tidak tahu konsepsi lebaran mereka? Yang jelas, mereka tidak akan makan ketupat lebaran seperti halnya manusia. Sebab, mereka memiliki jenis makanan sendiri.
Menarik sebuah perkataan dari Allamah Thaba’thabai. Beliau pernah berkata demikian, “Telah dinukil dari jin bahwa semua agama dan mazhab yang diikuti oleh umat manusia juga terdapat pada jin kecuali mazhab ahlul-sunnah. Karena segolongan jin yang menyaksikan Ghadir-Khum (pelantikan Imam Ali di Ghadir Khum) masih hidup sampai saat ini dan mereka ikut bersaksi atas pelantikan Imam Ali sebagai khalifah oleh Rasulullah Saw.”
Dari perkataan di atas jelas bahwa jangankan persoalan ritual puasa yang merupakan kewajiban makhluk Tuhan yang terkena taklif, persoalan mazhab pun Jin memilikinya seperti halnya manusia. Artinya, di dalam alam jin juga ada madzhab atau golongan yang berkiblat pada imam tertentu. Sebab, mereka juga punya ulama, ustadz dan pakarnya sendiri-sendiri seperti juga manusia.
Suatu ketika sahabat Imam Muhammad Baqir bernama Abu Hamzah berkunjung ke rumah beliau. Karena masih ada tamu lain yang sedang berbicara dengan Imam, dia menunggu di luar rumah. Ketika para tamu itu keluar, tidak satu pun yang dikenalnya. Kemudian dia meminta izin untuk masuk dan menganjurkan agar Imam waspada terhadap para tamu asing itu, karena boleh jadi mereka itu adalah mata-mata Bani Umayyah yang tidak segan-segan menumpahkan darah. Imam memberitahukan bahwa para tamu asing itu adalah jin-jin Muslim yang menanyakan berbagai persoalan masalah agama kepada beliau.
Dari kisah nyata di atas yang penulis ambil dari karya Ruqayyah Yaqubi, “Laskar Api: Buku Paling Pintar Tentang Jin”, jelas bahwa jin yang beragama Islam pun banyak bertanya pada manusia tentang syariat yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Ini artinya, bahwa perilaku religiusitas jin Muslim juga sama persis dengan yang dilakukan oleh manusia, baik dalam shalatnya, puasanya, dan (mungkin) lebarannya.
Bahkan, telah dinukilkan dari Ummu Salamah, istri baginda Rasul Saw. bahwa semenjak wafatnya baginda Rasul Saw. dia tidak pernah lagi mendengar tangisan jin. Hingga suatu malam kembali dia mendengar suara tangis jin, dan ternyata di hari itu, Al-Imam Husein as telah gugur syahid. Seorang wanita jin menangisi Imam Husein, dan berkata:
“Wahai kedua mataku, menangislah sekuatnya, karena setelahku nanti, siapa lagi nanti yang akan menangisi para syuhada Karbala. Menangislah untuk manusia-manusia suci yang ajal telah membawa mereka kepada penguasa keji dari turunan budak.”
Kisah yang diambil dari karya Ali Ridha Tijali Tehrani yang berjudul “Jin dan Setan” ini menunjukkan bahwa bangsa jin yang beragama Islam pun sangat berduka ketika orang yang dikasihi Allah meninggal dunia. Jika mereka tidak beriman, tidak mungkin mereka menangisi syuhada yang tewas di medan laga. Inilah sebuah simbol bagaimana bangsa jin Muslim pun memiliki ikatan psikologis yang kuat dengan bangsa manusia, apalagi yang beriman dan bertakwa kepada Allah.
Dalam kitab Laali al-Akhbar disebutkan, seorang zahid yang bersahabat dengan jin mukmin menceritakan, kala itu, ia sedang duduk di masjid di antara barisan, kemudian muncul teman jinnya seraya bertanya kepadanya, “Bagaimana kamu melihat hati orang-orang yang berada di masjid ini?”
“Sebagian dari mereka tidur dan sebagian lagi terjaga,” jawabnya.
“”Apa yang engkau lihat di atas kepala mereka?” Tanyanya lagi.
“Aku tidak melihat sesuatu apapun,” katanya.
Lantas jin itu mengusap matanya dengan tangannya dan berkata, “Sekarang perhatikan!”
Tiba-tiba dia bisa melihat di setiap kepala mereka, berdiri seekor burung gagak.
Hanya saja, beberapa dari burung gagak tadi menutupi kedua mata orang yang berada di bawahnya dengan kedua sayapnya dan beberapa burung gagak lain tidak selalu menutupi kedua mata orang yang di bawahnya, melainkan adakalanya burung itu mengangkat kedua sayapnya.
“Apakah gagak itu?” tanyanya kepada jin mukmin.
Si jin pun menjawab, “Gagak-gagak itu adalah setan-setan penggoda. Manakala manusia melupakan Tuhannya, saat itu mereka akan menutupi mata manusia dengan kedua sayapnya, dan manakala manusia mengingat Tuhan-Nya, mereka akan mengangkat kedua sayap dari mata manusia.”
Sekali lagi, kisah di atas menandaskan bahwa jin Muslim pun dikenakan taklif untuk beribadah kepada Allah. Dari catatan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa jin yang telah menyatakan dirinya bersyahadat juga melakukan poin-poin religius seperti yang dilakukan oleh manusia yang beriman dan bertakwa, yaitu shalat, puasa dan (mungkin) lebaran. Sebab, pada dasarnya, kehidupan alam jin sama dengan alam manusia.
Dalam konteks puasa, karena jin pun mengikuti syariat Nabi Muhammad Saw., maka ia pun menahan rasa lapar, haus dan seksualitas mereka sejak fajar hingga terbenamnya matahari pada bulan Ramadhan. Setelah mereka sebulan penuh berpuasa, mereka pun ikut merayakannya dengan suka cita, seolah perjuangan telah berhasil mereka lalui. Dalam konteks Muslim Indonesia, itulah yang dinamakan lebaran. Di alam jin, mungkin prosesnya sama, meski namanya berbeda. Yang jelas, mereka pun pasti akan merayakan suka cita pasca berpuasa, layaknya umat Muslim Indonesia merayakan lebaran. Wallahu a’lam bil shawab!
Pekerjaan yg Cocok untuk Scorpio
Scorpio (23 Oktober - 21 November)Intuitif, cerdas, analitis, pekerja keras, memiliki motivasi tinggi dan memiliki banyak akal adalah sifat Scorpio. Kesuksesan bisa dicapai dengan menjalani profesi sebagai polisi, bergelut di bidang hukum atau fisika, peneliti atau penulis
UNTUK MENEPIS RASA PUAS DIRI
1. Ketika Anda meraih kemenangan, maka pikirkanlah bahwa itu tidaklah seberapa. Masih banyak orang yang meraih prestasi lebih banyak dari itu di depan. Untuk prestasi, contohlah orang yang memiliki prestasi atau kemenangan yang banyak.
2. Ingatlah bahwa kemenangan itu karena andil Tuhan. Jadi, bisa saja kamu tidak pernah mendapatkan kemenangan itu kalau Tuhan tidak berkenan. Karena itu, hal pertama yang harus kamu ingat saat meraih kemenangan adalah SEMUA KARENA TUHAN.
3. Merendah akan membuat kamu terus meningkatkan skill atau kemampuan sehingga prestasi itu terus kamu capai (contoh team Barcelona , Federer, Messi, Rossi. Mereka rendah diri). Sementara cepat berpuas diri akan membuat kamu stagnan berpikir tentang kemajuan, karena kamu merasa sudah mendapatkannya. Padahal, di atas langit ada langit. Jadi, tidak pernah berhenti belajar.
4. Hindari perfect. Sebab, tidak ada yang perfect di dunia ini. Di balik tulisan yang sangat bagus sekalipun, masih tetap ada kelemahannya di mata analis. Karena itu, ketika kamu menulis jangan berpikir tentang kesempurnaan, tapi berpikirlah YANG PENTING SELESAI. Contohlah cara kerja kamu di HIDAYAH, di mana tidak pernah perfect dalam mengerjakaan tugas karena yang penting selesai, tapi hasilnya tetap bagus juga.
5. Jangan takut dengan resiko. Jangan memikirkan hal-hal negatif di depan tentang apa yang kamu kerjakan, karena itu akan memupuskan semangat kamu. Tapi, pikirkanlah bahwa kerja kamu itu untuk IBADAH, bukan untuk yang lain: UANG, PRESTASI, PRESTISE, misalnya.
6. Jangan berharap DIPUJI. Karena ketika pujian itu datang menghampiri kamu, maka itu sebenarnya kamu sedang DIUJI. Jangan pula mencari-cari kesempatan agar orang memuji kamu. Pujian adalah sebuah ujian, bukan kemenangan.
7. Yang jelas, kamu harus BERJIWA BESAR ketika kekalahan itu menghampiri kamu. Berpikirlah bahwa lawan memang lebih baik dari kamu. So, janganlah berpikir ke belakang tentang kekalahan atau kelemahan, tapi berpikirlah ke depan tentang bagaimana caranya agar kekalahan itu tidak terulang.
Penulis Biografi dan "Kejelasan Makna"
Marjorie Rawlings, penulis buku "The Yearling", pernah berkata, "Jika seorang penulis biografi tak memiliki interpretasi yang jelas untuk diberikan kepada pembaca, yang dapat membuat bukunya tersebut menjadi karya yang kreatif, menarik dan dapat berdiri dengan nilainya sendiri, saya hanya akan dibuat kesal saat membaca informasi-informasi tak penting mengenai hidup dan pikiran seorang tokoh. Hal itu seperti cacing yang menggerogoti sebuah bangkai saja."
Kutipan ini menjadi dasar pijakan saya ketika menulis buku pertama saya "Tomie dePaola, Seni dan Kisahnya" dan muncul lagi dalam pikiran ketika saya mengerjakan "Virginia Lee Burton: Sebuah Kehidupan dalam Seni". Saat saya sedang berada di antara wawancara, penelitian, dan tulisan, kata-kata Rawling memberikan fokus pada misi saya: untuk menemukan esensi kemanusiaan dalam setiap subyek tokoh saya dan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari sekedar kumpulan fakta dan karya seseorang. Untuk memperlihatkan "makna yang jelas" seperti yang dimaksud oleh Rawling tadi, saya akan mencari catatan-catatan hidup menarik, menelusuri kejadian-kejadian yang membawa perubahan hidup, mengumpulkan berbagai informasi yang jarang diketahui dan melakukan penelitian untuk memahami jiwa tiap subyek saya.
Ada 4 langkah pendekatan yang selalu saya lakukan dalam menulis: penelitian latar belakang, wawancara dan napak tilas ke tempat kejadian, mengunjungi sumber-sumber yang bersejarah, dan melakukan kajian lebih dalam dengan karya-karya sang artis.
Penelitian Latar Belakang
Untuk buku dePaola, lebih banyak lagi artikel terbaru, data diri dan esai-esai biografi mengenai dirinya sangat membantu saya dalam mengumpulkan pendapat dari para pustakawan, pengajar, kritikus dan masyarakat umum. Sebagai seorang penulis kontemporer, karyanya memerlukan analisa secara mendalam; disini kritik selalu terlibat di dalamnya. Membuat tulisan yang seimbang di antara berbagai tanggapan tersebut adalah tantangan tersendiri bagi saya.
"Sebaliknya, karya saya tentang Virginia Lee Burton lebih lengkap lagi. 8 buku yang pernah ia tulis, telah menyatakan dirinya sendiri bertahun-tahun lalu; bukunya yang terakhir, "Life Story" diterbitkan oleh Houghton Mifflin pada tahun 1962, sebelum ia meninggal pada tahun 1968. Situasi ini memberikan tantangan tersendiri. Karena dengan berlalunya waktu, karyanya akan lebih terbuka bagi lebih banyak interpretasi, sementara kritik yang membangun juga lebih banyak."
Wawancara
Saya mengunjungi studio Tomie dePaola beberapa kali, dimana ia membukakan file-file, buku-buku, karya-karya seni dan foto-foto keluarganya pada saya. Yang lebih penting lagi, ia menyediakan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Meski saya juga menemui editor dan teman-temannya, komentar yang ia buat untuk karyanya sendiri adalah yang paling menarik. Untuk biografi Alm. Virginia Lee Burton, saya harus bergantung pada pengamatan pihak kedua. Walau pembicaraan dengan anak-anak, editor, kawan lama dan rekan-rekannya memang membantu, saya tahu bahwa apa yang mereka sampaikan mungkin sedikit banyak telah terkikis oleh waktu.
Sumber-sumber Bersejarah
Banyak waktu berharga yang saya dapat saat berada di studio Tomie dePaola untuk mempelajari bukunya serta tulisan-tulisannya. Tomie dengan bersemangat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teknik, pilihan media dan acuan artistik. Tulisan-tulisan dan lukisan Virginia Burton tersebar di berbagai universitas dan perpustakaan di banyak kota seluruh negara. Di sana saya sempat takjub dengan lukisan asli karyanya, namun saya hanya dapat berspekulasi mengenai berbagai perubahan, tanda serta berbagai versi lukisannya yang pernah saya temukan.
Kajian Mendalam
Dalam kedua kasus ini, waktu yang saya lalui bersama buku-buku si artis sangatlah memuaskan diri saya. Misalnya, saya mendapati bahwa mengurutkan buku-buku sang artis secara kronologis dapat membawa pemahaman baru mengenai perkembangan kepribadiannya sebagai artis. Pemahaman baru juga muncul ketika saya mempelajari buku-buku itu berdasar tema, inovasi artistik dan tekniknya.
Akhirnya, bahan yang saya perlukan sudah ada di tangan dan saya sudah bisa mulai menulis. Karena ingin mengindari "info-info tak penting" mengenai kehidupan dan pikiran si artis, saya berusaha menampilkan sebuah kesatuan gambaran yang informatif dan membawa pencerahan. Saat menunjukkan karya-karya sang artis sesuai dengan konteks kehidupannya, dalam hati saya selalu terngiang sebuah kalimat bahwa menulis biografi adalah untuk menciptakan sebuah "makna yang jelas" bagi pembaca.
Bahan diterjemahkan oleh Ary dari:
Situs : http://www.cbcbooks.org/cbcmagazine/perspectives/writing_biography.html
Penulis : Barbara Elleman
Kutipan ini menjadi dasar pijakan saya ketika menulis buku pertama saya "Tomie dePaola, Seni dan Kisahnya" dan muncul lagi dalam pikiran ketika saya mengerjakan "Virginia Lee Burton: Sebuah Kehidupan dalam Seni". Saat saya sedang berada di antara wawancara, penelitian, dan tulisan, kata-kata Rawling memberikan fokus pada misi saya: untuk menemukan esensi kemanusiaan dalam setiap subyek tokoh saya dan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari sekedar kumpulan fakta dan karya seseorang. Untuk memperlihatkan "makna yang jelas" seperti yang dimaksud oleh Rawling tadi, saya akan mencari catatan-catatan hidup menarik, menelusuri kejadian-kejadian yang membawa perubahan hidup, mengumpulkan berbagai informasi yang jarang diketahui dan melakukan penelitian untuk memahami jiwa tiap subyek saya.
Ada 4 langkah pendekatan yang selalu saya lakukan dalam menulis: penelitian latar belakang, wawancara dan napak tilas ke tempat kejadian, mengunjungi sumber-sumber yang bersejarah, dan melakukan kajian lebih dalam dengan karya-karya sang artis.
Penelitian Latar Belakang
Untuk buku dePaola, lebih banyak lagi artikel terbaru, data diri dan esai-esai biografi mengenai dirinya sangat membantu saya dalam mengumpulkan pendapat dari para pustakawan, pengajar, kritikus dan masyarakat umum. Sebagai seorang penulis kontemporer, karyanya memerlukan analisa secara mendalam; disini kritik selalu terlibat di dalamnya. Membuat tulisan yang seimbang di antara berbagai tanggapan tersebut adalah tantangan tersendiri bagi saya.
"Sebaliknya, karya saya tentang Virginia Lee Burton lebih lengkap lagi. 8 buku yang pernah ia tulis, telah menyatakan dirinya sendiri bertahun-tahun lalu; bukunya yang terakhir, "Life Story" diterbitkan oleh Houghton Mifflin pada tahun 1962, sebelum ia meninggal pada tahun 1968. Situasi ini memberikan tantangan tersendiri. Karena dengan berlalunya waktu, karyanya akan lebih terbuka bagi lebih banyak interpretasi, sementara kritik yang membangun juga lebih banyak."
Wawancara
Saya mengunjungi studio Tomie dePaola beberapa kali, dimana ia membukakan file-file, buku-buku, karya-karya seni dan foto-foto keluarganya pada saya. Yang lebih penting lagi, ia menyediakan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Meski saya juga menemui editor dan teman-temannya, komentar yang ia buat untuk karyanya sendiri adalah yang paling menarik. Untuk biografi Alm. Virginia Lee Burton, saya harus bergantung pada pengamatan pihak kedua. Walau pembicaraan dengan anak-anak, editor, kawan lama dan rekan-rekannya memang membantu, saya tahu bahwa apa yang mereka sampaikan mungkin sedikit banyak telah terkikis oleh waktu.
Sumber-sumber Bersejarah
Banyak waktu berharga yang saya dapat saat berada di studio Tomie dePaola untuk mempelajari bukunya serta tulisan-tulisannya. Tomie dengan bersemangat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teknik, pilihan media dan acuan artistik. Tulisan-tulisan dan lukisan Virginia Burton tersebar di berbagai universitas dan perpustakaan di banyak kota seluruh negara. Di sana saya sempat takjub dengan lukisan asli karyanya, namun saya hanya dapat berspekulasi mengenai berbagai perubahan, tanda serta berbagai versi lukisannya yang pernah saya temukan.
Kajian Mendalam
Dalam kedua kasus ini, waktu yang saya lalui bersama buku-buku si artis sangatlah memuaskan diri saya. Misalnya, saya mendapati bahwa mengurutkan buku-buku sang artis secara kronologis dapat membawa pemahaman baru mengenai perkembangan kepribadiannya sebagai artis. Pemahaman baru juga muncul ketika saya mempelajari buku-buku itu berdasar tema, inovasi artistik dan tekniknya.
Akhirnya, bahan yang saya perlukan sudah ada di tangan dan saya sudah bisa mulai menulis. Karena ingin mengindari "info-info tak penting" mengenai kehidupan dan pikiran si artis, saya berusaha menampilkan sebuah kesatuan gambaran yang informatif dan membawa pencerahan. Saat menunjukkan karya-karya sang artis sesuai dengan konteks kehidupannya, dalam hati saya selalu terngiang sebuah kalimat bahwa menulis biografi adalah untuk menciptakan sebuah "makna yang jelas" bagi pembaca.
Bahan diterjemahkan oleh Ary dari:
Situs : http://www.cbcbooks.org/cbcmagazine/perspectives/writing_biography.html
Penulis : Barbara Elleman
CARA MENULIS BIOGRAFI
Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dab graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku.
Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.
Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya "masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.
Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.
Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction / kisah nyata). Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang,tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan perwatakan termasuk pengalaman pribadi.
Macam-macam Biografi :
* Berdasarkan sisi penulis
* Berdasarkan Isinya
* Berdasarkan persoalan yang dibahas
* Berdasarkan penerbitannya
Berdasarkan sisi penulis
1. Autobiografi.
Ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya
2. Biografi.
Ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisan dibagi atas :
Berdasarkan Isinya
Berdasarkan persoalan yang dibahas
Biografi politik.
yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya.
Intelektual biografi
yang juga disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkanpenulisnya dalam gaya penulisan ilmiah.
Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra
yaitu materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini lebih ringan karena Cuma keterampilan dan wawancara.
Berdasarkan penerbitannya
Buku Sendiri.
Penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan, danpemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik perhatian publik.
Buku Subdisi.
Ongkos pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau.
Beberapa masalah dengan autobiografi adalah :
Pelaksanaan Penulisan Biografi:
TAHAP I : Diadakan pertemuan dengan klien untuk membicarakan rencana penulisan. Klien akan diberi penjelasan lebih jauh tentang sistem penulisan biografi yang kami terapkan serta hal-hal lain yang perlu diketahui klien. Klien kemudian menetapkan bentuk dan jenis biografi yang diinginkan.
TAHAP II : Keinginan klien akan kami bawa dalam pertemuan dengan sesama anggota kreatifnet untuk didiskusikan dan direncanakan. Setelah itu kami akan menghubungi klien untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut. Bila semuanya oke, akan diadakan penandatanganan kontrak penulisan.
TAHAP V: Hasil penyusunan dalam bentuk naskah tertulis akan diserahkan kepada klien untuk dikoreksi. Lama pengoreksian oleh klien maksimal satu minggu. Setelah itu, naskah dikembalikan lagi kepada kami.
TAHAP VI: Perbaikan serta pemrosesan akhir kami lakukan. Bila ada yang kurang jelas, klien akan kami hubungi lagi.
TAHAP VII: Tahap penulisan dianggap selesai. Hasil akhir berupa naskah jadi dalam bentuk print-out dan CD kami serahkan kepada klien. Untuk memperbanyak dalam bentuk buku atau CD akan diadakan pembicaraan lanjutan antara kami dan klien.
Saat menulis biografi, seorang penulis berupaya menyajikan perjalanan kehidupan seorang tokoh. Biasanya, ungkapan ekspresi waktu yang bervariasi dapat menjadikan tulisan lebih menarik dan tidak menonton.
Selain itu Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain:
Berikut ini ungkapan ekspresi waktu yang dapat digunakan. Menjelaskan hubungan waktu urutan peristiwaPertama kali, pada mulanya;o Pertama kali, pada mulanya;
Referensi :
- http://mgmpbinsmpbangkalan.blogspot.com/2008_02_01_archive.html
- http://68site.blogspot.com/2009/03/biografi.html
- http://pelitaku.sabda.org/bagaimana_menulis_biografi
Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.
Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya "masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.
Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.
Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction / kisah nyata). Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang,tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan perwatakan termasuk pengalaman pribadi.
Macam-macam Biografi :
* Berdasarkan sisi penulis
* Berdasarkan Isinya
* Berdasarkan persoalan yang dibahas
* Berdasarkan penerbitannya
Berdasarkan sisi penulis
1. Autobiografi.
Ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya
2. Biografi.
Ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisan dibagi atas :
- Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuam tokoh didalamnya
- Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya (biasanya karena telah wafat)
Berdasarkan Isinya
- Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan.
- Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu.
Berdasarkan persoalan yang dibahas
Biografi politik.
yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya.
Intelektual biografi
yang juga disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkanpenulisnya dalam gaya penulisan ilmiah.
Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra
yaitu materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini lebih ringan karena Cuma keterampilan dan wawancara.
Berdasarkan penerbitannya
Buku Sendiri.
Penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan, danpemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik perhatian publik.
Buku Subdisi.
Ongkos pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau.
Beberapa masalah dengan autobiografi adalah :
- Kecenderungan untuk melebih-lebihkan jika berbicara mengenai diri mereka, dan membuat opini seolah sebagai fakta.
- Tidak dapat dipastikan. Jika satu-satunya sumber dari suatu fakta mengenai salah seorang tokoh adalah diri tokoh tersebut sendiri, maka pembaca tidak dapat memastikannya. Pembaca tidak akan dapat memastikan harapan, mimpi, pemikiran, dan aspirasi tokoh tersebut. Walaupun mungkin benar, jika pembaca tidak dapat memastikan hal tersebut, hal tersebut tidak layak dipublikasikan.
- * Orang sering memasukkan informasi ke dalam otobiografi yang belum pernah diterbitkan di tempat lain, atau merupakan hasil dari pengetahuan dari tangan pertama. Informasi semacam ini mengharuskan pembaca untuk melakukan riset primer untuk dapat memastikannya. (Sebagai contoh: Kecuali jika ukuran sepatu Anda, untuk suatu alasan yang luar biasa, telah menjadi pengetahuan publik, memasukkan ukuran sepatu Anda ke dalam artikel mengenai diri Anda adalah riset orisinal, karena untuk memastikan hal itu mengharuskan pembaca untuk datang kepada Anda dan mengukur kaki Anda sendiri.).
Pelaksanaan Penulisan Biografi:
TAHAP I : Diadakan pertemuan dengan klien untuk membicarakan rencana penulisan. Klien akan diberi penjelasan lebih jauh tentang sistem penulisan biografi yang kami terapkan serta hal-hal lain yang perlu diketahui klien. Klien kemudian menetapkan bentuk dan jenis biografi yang diinginkan.
TAHAP II : Keinginan klien akan kami bawa dalam pertemuan dengan sesama anggota kreatifnet untuk didiskusikan dan direncanakan. Setelah itu kami akan menghubungi klien untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut. Bila semuanya oke, akan diadakan penandatanganan kontrak penulisan.
TAHAP V: Hasil penyusunan dalam bentuk naskah tertulis akan diserahkan kepada klien untuk dikoreksi. Lama pengoreksian oleh klien maksimal satu minggu. Setelah itu, naskah dikembalikan lagi kepada kami.
TAHAP VI: Perbaikan serta pemrosesan akhir kami lakukan. Bila ada yang kurang jelas, klien akan kami hubungi lagi.
TAHAP VII: Tahap penulisan dianggap selesai. Hasil akhir berupa naskah jadi dalam bentuk print-out dan CD kami serahkan kepada klien. Untuk memperbanyak dalam bentuk buku atau CD akan diadakan pembicaraan lanjutan antara kami dan klien.
Saat menulis biografi, seorang penulis berupaya menyajikan perjalanan kehidupan seorang tokoh. Biasanya, ungkapan ekspresi waktu yang bervariasi dapat menjadikan tulisan lebih menarik dan tidak menonton.
Selain itu Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain:
- Pilih seseorang yang menarik perhatian Anda.
- Temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut.
- Mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu.
- Pikirkan, apa lagi yang perlu Anda ketahui mengenai orang itu, bagian mana dari hidupnya yang ingin lebih banyak Anda tuliskan.
- Beberapa pertanyaan yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan misalnya:
- Apa yang membuat orang ini istimewa atau menarik?
- Dampak apa yang telah ia lakukan bagi dunia atau orang lain?
- Kata sifat apa yang mungkin akan sering Anda gunakan untuk menggambarkan orang ini?
- Contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut?
- Kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang itu?
- Apakah ia mampu mengatasi rintangan tersebut? Apakah ia mengatasinya dengan mengambil resiko? Atau dengan keberuntungan?
- Apakah dunia akan menjadi lebih baik atau lebih buruk jika orang ini tidak pernah hidup? Bagaimana bisa dan mengapa?
- Lakukan juga penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari perpustakaan atau internet untuk membantu Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas serta supaya cerita Anda lebih menarik.
Berikut ini ungkapan ekspresi waktu yang dapat digunakan. Menjelaskan hubungan waktu urutan peristiwaPertama kali, pada mulanya;o Pertama kali, pada mulanya;
- Kemudian,lalu,berikutnya,sesudahitu,setelahini, setelah/peristiwa/kejadian ini
- Akhirnya Untuk menunjukkan satu waktu
- Pada (usia/umur) 12, saat berusia 12 (tahun)
- Tahun lalu, tahun ini, tahun mendatang, tahun berikutnya, hari berikutnya setahun yang lalu Untuk menunjukkan periode waktu yang terus berlanjut. Selama masa remaja, waktu saya remaja, selama tiga tahun, untuk waktu yang lama. Sejak (awal periode yang terus berlanjut) Preposisi
- Di … (nama tempat, arah), pada … (tanggal/bulan/tahun)
Referensi :
- http://mgmpbinsmpbangkalan.blogspot.com/2008_02_01_archive.html
- http://68site.blogspot.com/2009/03/biografi.html
- http://pelitaku.sabda.org/bagaimana_menulis_biografi
Zahra Publishing House
NASKAH
Kelompok Penerbit Zahra (Zahra, Dastan Books, Daras Books) mencari
naskah-naskah untuk diterbitkan. Jenis naskah:
- Islami.
- Novel (semua genre).
- Bisnis, marketing, ekonomi, investasi, manajemen, dan semacamnya.
- Kesehatan, kecantikan, pengobatan, dan semacamnya.
- Makanan, minuman, wisata kuliner, dan semacamnya.
- Tanaman, budidaya fauna, dan semacamnya.
- Politik.
- Psikologi.
- Pendidikan.
- Self-help, how to, kiat-kiat, dan semacamnya.
- Teknologi informasi, komputer, ponsel, dan semacamnya.
- Dll.
Bagi Anda yang memiliki kemampuan di bidang menulis, kami tunggu
naskah Anda. Mohon ajukan ke:
Mbak Rika di mailto:rika%40dastanbooks.com
atau kirim berbentuk print-out via pos ke:
Rika Sylfentri
Penerbit Zahra
Jl. Batu Ampar III No. 14 Condet
Jakarta Timur 13520
Tel.: 021 - 809 2269
Faks.: 021 - 808 71671
Naskah yang dikirimkan melaui pos harus dalam bentuk print out, lengkap (tidak hanya cuplikan naskah dan/atau sinopsis). Jenis kertas, font dan ukuran font yang digunakan bebas, asal mudah dan enak dibaca. Tema naskah juga bebas. Sertakan bersama naskah Anda, data diri singkat dan sinopsis. Naskah sebaiknya sudah dijilid, agar tidak tercecer selama dibaca oleh tim editor kami.
Bila Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang Zahra, silakan
kunjungi website: www.zahra.co.id
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kontak Mbak Rika di
mailto:rika%40dastanbooks.com
Kelompok Penerbit Zahra (Zahra, Dastan Books, Daras Books) mencari
naskah-naskah untuk diterbitkan. Jenis naskah:
- Islami.
- Novel (semua genre).
- Bisnis, marketing, ekonomi, investasi, manajemen, dan semacamnya.
- Kesehatan, kecantikan, pengobatan, dan semacamnya.
- Makanan, minuman, wisata kuliner, dan semacamnya.
- Tanaman, budidaya fauna, dan semacamnya.
- Politik.
- Psikologi.
- Pendidikan.
- Self-help, how to, kiat-kiat, dan semacamnya.
- Teknologi informasi, komputer, ponsel, dan semacamnya.
- Dll.
Bagi Anda yang memiliki kemampuan di bidang menulis, kami tunggu
naskah Anda. Mohon ajukan ke:
Mbak Rika di mailto:rika%40dastanbooks.com
atau kirim berbentuk print-out via pos ke:
Rika Sylfentri
Penerbit Zahra
Jl. Batu Ampar III No. 14 Condet
Jakarta Timur 13520
Tel.: 021 - 809 2269
Faks.: 021 - 808 71671
Naskah yang dikirimkan melaui pos harus dalam bentuk print out, lengkap (tidak hanya cuplikan naskah dan/atau sinopsis). Jenis kertas, font dan ukuran font yang digunakan bebas, asal mudah dan enak dibaca. Tema naskah juga bebas. Sertakan bersama naskah Anda, data diri singkat dan sinopsis. Naskah sebaiknya sudah dijilid, agar tidak tercecer selama dibaca oleh tim editor kami.
Bila Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang Zahra, silakan
kunjungi website: www.zahra.co.id
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kontak Mbak Rika di
mailto:rika%40dastanbooks.com
MASmedia Buana Pustaka
Dengan Hormat,
Bersama dengan ini kita membuka kesempatan kepada Anda, para professionalism untuk menulis buku yang akan diterbitkan oleh MASmedia Buana Pustaka. Jenis-jenis buku yang kita terbitkan adalah sbb:
- Islami,
- Novel (semua genre, remaja maupun dewasa),
- Bisnis, marketing, ekonomi, investasi, manajemen, dan semacamnya,
- Kesehatan, kecantikan, pengobatan, dan semacamnya.
- Makanan, minuman, wisata
kuliner, dan semacamnya,
- Tanaman, budidaya fauna, dan semacamnya.,
- Politik, Psikologi, Pendidikan,
- Selfhelp, how to, kiat-kiat, dan semacamnya,
- Teknologi informasi, komputer, ponsel, dan semacamnya,
- Bacaan anak-anak (fiksi maupun non fiksi),…Dll.
Saat ini kami lebih menitikberatkan pada penerbitan buku-buku populer, yaitu buku-buku dengan bahasa yang ringan non teksbook. Dapat juga berupa buku analisis, pengembangan diri, how to, life skill, yang disajikan dalam bahasa yang ringan (bahasa gaul).
FORMAT NASKAH SIAP CETAK:
Format naskah siap cetak, yang dapat Anda serahkan untuk diterbitkan adalah sebagai berikut:
-Menggunakan bahasa yang analisis, tidak baku.
-Diketik dikertas folio dengan font Times New Roman 12 point.
-Footnote: font sama yaitu 8 point; bisa font yang lain asal serasi.
-Alignment: Justified
-Ketebalan min: 150 halaman.
-Kertas A4.
-Jika ada kelengkapan gambar, sebaiknya disertakan dalm format TIFF.
-Kelengkapan: Pengantar, daftar isi, dari penulis, daftar gb & pustaka jika ada.
Naskah dapat dikirim melalui email: masmedia_buana@yahoo.co.id. Atau elise_ik@yahoo.co.id. Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Ika Elise-085231609619.
Bersama dengan ini kita membuka kesempatan kepada Anda, para professionalism untuk menulis buku yang akan diterbitkan oleh MASmedia Buana Pustaka. Jenis-jenis buku yang kita terbitkan adalah sbb:
- Islami,
- Novel (semua genre, remaja maupun dewasa),
- Bisnis, marketing, ekonomi, investasi, manajemen, dan semacamnya,
- Kesehatan, kecantikan, pengobatan, dan semacamnya.
- Makanan, minuman, wisata
kuliner, dan semacamnya,
- Tanaman, budidaya fauna, dan semacamnya.,
- Politik, Psikologi, Pendidikan,
- Selfhelp, how to, kiat-kiat, dan semacamnya,
- Teknologi informasi, komputer, ponsel, dan semacamnya,
- Bacaan anak-anak (fiksi maupun non fiksi),…Dll.
Saat ini kami lebih menitikberatkan pada penerbitan buku-buku populer, yaitu buku-buku dengan bahasa yang ringan non teksbook. Dapat juga berupa buku analisis, pengembangan diri, how to, life skill, yang disajikan dalam bahasa yang ringan (bahasa gaul).
FORMAT NASKAH SIAP CETAK:
Format naskah siap cetak, yang dapat Anda serahkan untuk diterbitkan adalah sebagai berikut:
-Menggunakan bahasa yang analisis, tidak baku.
-Diketik dikertas folio dengan font Times New Roman 12 point.
-Footnote: font sama yaitu 8 point; bisa font yang lain asal serasi.
-Alignment: Justified
-Ketebalan min: 150 halaman.
-Kertas A4.
-Jika ada kelengkapan gambar, sebaiknya disertakan dalm format TIFF.
-Kelengkapan: Pengantar, daftar isi, dari penulis, daftar gb & pustaka jika ada.
Naskah dapat dikirim melalui email: masmedia_buana@yahoo.co.id. Atau elise_ik@yahoo.co.id. Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Ika Elise-085231609619.
Mesjid Yang Tak Roboh Oleh Bom Atom dan Gempa Bumi Di Jepang
Kobe Mosque merupakan masjid pertama di Jepang. Masjid ini dibangun tahun 1928 di Nakayamate Dori, Chuo-ku. Kobe berarti gate of God atau gerbang Tuhan.
Tahun 1945, Jepang terlibat perang Dunia Kedua. penyerangan Jepang atas pelabuhan Pearl Harbour di Amerika telah membuat pemerintah Amerika memutuskan untuk menjatuhkan bom atom pertama kali dalam sebuah peperangan.
Dan Jepang pun kalah. Dua kotanya, Nagasaki dan Hiroshima dibom Atom oleh Amerika. Saat itu, kota Kobe juga tidak ketinggalan menerima akibatnya. Boleh dibilang Kobe menjadi rata dengan tanah.
Ketika bangunan di sekitarnya hampir rata dengan tanah, Masjid Muslim Kobe tetap berdiri tegak. Masjid ini hanya mengalami keretakan pada dinding luar dan semua kaca jendelanya pecah. Bagian luar masjid
menjadi agak hitam karena asap serangan bom. Tentara Jepang yang berlindung di basement masjid selamat dari ancaman bom, begitu juga dengan senjata-senjata yang disembunyikannya. Masjid ini kemudian menjadi tempat pengungsian korban perang.
Pemerintah Arab Saudi dan Kuwait menyumbang dana renovasi dalam jumlah yang besar. Kaca-kaca jendela yang pecah diganti dengan kaca-kaca jendela baru yang didatangkan langsung dari Jerman. Sebuah lampu hias baru digantungkan di tengah ruang shalat utama. Sistem pengatur suhu ruangan lalu dipasang di masjid ini.
Sekolah yang hancur akibat perang kembali direnovasi dan beberapa bangunan tambahan pun mulai dibangun. Umat Islam kembali menikmati kegiatan-kegiatan keagamaan mereka di Masjid Muslim Kobe.
Krisis keuangan sering menghampiri kas komite masjid. Pajak bangunan yang tinggi membuat komite masjid harus mengeluarkan cukup banyak biaya dari kasnya. Beruntung, banyak donatur yang siap memberikan uluran tangannya untuk menyelesaikan masalah keuangan pembangunan dan renovasi masjid ini. Donasinya bahkan bisa membuat Masjid Muslim Kobe menjadi semakin berkembang.
Kekokohan Masjid Kobe diuji lagi dengan Gempa Bumi paling dahsyat tahun 1995. Tepatnya pada pukul 05.46 Selasa, 17 Januari 1995. Gempa ini sebenarnya bukan hanya menimpa Kobe saja, tapi juga kawasan sekitarnya seperti South Hyogo, Hyogo-ken Nanbu dan lainnya.
Para ahli menyebutkan bahwa gempa itu disebabkan oleh tiga buah lempeng yang saling bertabrakan, yaitu lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Meski hanya berlangsung 20 detik, namun gempa ini memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang, yang sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Selain itu gempa Kobe juga mengakibatkan kerusakan besar kota seluas 20 km dari pusat gempa.
Gempa bumi besar Hanshin-Awaji merupakan gempa bumi terburuk di Jepang sejak Gempa bumi besar Kanto 1923 yang menelan korban jiwa 140.000 orang. Namun hingga kini masjid Kobe tetap berdiri kokoh dan tegak, seakan tidak tergoyahkan meski didera berbagai bencana. Semoga dakwah Islam di Jepang setegar masjid ini.
5 Fakta Mengagumkan Tentang ADZAN
Adzan adalah media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad saw. Adzan juga merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di seluruh dunia lima kali setiap hari.
Betapa mengagumkan suara adzan itu, dan bagi umat Islam di seluruh dunia, adzan merupakan sebuah fakta yang telah mapan. Indonesia misalnya, sebagai sebuah negara terdiri dari ribuan pulau dan dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
1 . Kalimat Penyeru Yang Mengandung "Kekuatan Supranatural"
Ketika azan berkumandang, kaum yang bukan sekedar muslim, tetapi juga beriman, bergegas meninggalkan seluruh aktivitas duniawi dan bersegera menuju masjid untuk menunaikan salat berjamaah. Simpul-simpul kesadaran psiko-religius dalam otak mereka mendadak bergetar hebat, terhubung secara simultan, dan dengan totalitas kesadaran seorang hamba (abdi) mereka bersimpuh, luruh dalam kesyahduan ibadah shalat berjamaah.
2. Asal Mula Yang Menakjubkan:
Pada jaman dulu, Rasulullah Saw. kebingungan untuk menyampaikan saat waktu shalat tiba kepada seluruh umatnya. Maka dicarilah berbagai cara. Ada yang mengusulkan untuk mengibarkan bendera pas waktu shalat itu tiba, ada yang usul untuk menyalakan api di atas bukit, meniup terompet, dan bahkan membunyikan lonceng. Tetapi semuanya dianggap kurang pas dan kurang cocok.
Adalah Abdullah bin Zaid yang bermimpi bertemu dengan seseorang yang memberitahunya untuk mengumandangkan adzan dengan menyerukan lafaz-lafaz adzan yang sudah kita ketahui sekarang. Mimpi itu disampaikan Abdullah bin Zaid kepada Rasulullah Saw. Umar bin Khathab yang sedang berada di rumah mendengar suara itu. Ia langsung keluar sambil menarik jubahnya dan berkata: ”Demi Tuhan Yang mengutusmu dengan Hak, ya Rasulullah, aku benar-benar melihat seperti yang ia lihat (di dalam mimpi). Lalu Rasulullah bersabda: ”Segala puji bagimu.”
yang kemudian Rasulullah menyetujuinya untuk menggunakan lafaz-lafaz adzan itu untuk menyerukan panggilan shalat.
3. Adzan Senantiasa Ada Saat Peristiwa2 Penting:
Adzan Digunakan islam untuk memanggil Umat untuk Melaksanakan shalat. Selain itu adzan juga dikumandangkan disaat-saat Penting. Ketika lahirnya seorang Bayi, ketika Peristiwa besar .
Peristiwa besar yang dimaksud adalah
- Fathu Makah : Pembebasan Mekkah merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, dimana Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah. Lalu Bilal Mengumandangkan Adzan Diatas Ka'bah
- Perebutan kekuasaan Konstatinopel : Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman, mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur. lalu beberapa perajurit ottoman masuk kedalam Ramapsan terbesar Mereka Sofia..lalu mengumandangkan adzan disana sebagai tanda kemenagan meraka.
4. Adzan Sudah Miliyaran kali Dikumandangkan:
Sejak pertama dikumandangkan sampai saat ini mungkin sudah sekitar 1500 tahunan lebih adzan dikumandangkan. Anggaplah setahun 356 hari . berarti 1500 tahun X 356 hari= 534000 dan kalikan kembali dengan jumlah umat islam yang terus bertambah tiap tahunnya. Kita anggap umat islam saat ini sekitar 2 miliyar orang dengan persentase 2 milyar umat dengan 2 juta muadzin saja. Hasilnya =
534.000 x 2.000.000 = 1.068.000.000.000 dikalikan 5 = 5.340.000.000.000
5. Adzan Ternyata Tidak Pernah Berhenti Berkumandang
Proses itu terus berlangsung dan bergerak ke arah barat kepulauan Indonesia. Perbedaan waktu antara timur dan barat pulau-pulau di Indonesia adalah satu jam. Oleh karena itu, satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula sumatra. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.
Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, (Dawn) adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.
Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.
Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan Adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad saw yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.
Sebelum Adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul. Dan tidak lama setelah waktu Maghrib mencapai Sumatera, maka waktu adzan Isya telah dimulai di Sulawesi! Bila Muadzin di Indonesia mengumandangkan adzan Fajar, maka muadzin di Afrika mengumandangkan adzan untuk Isya.
Maa syaa Allah Laa quwwata Illa Billaah
Sumber = eramuslim.com
MENAKJUBKAN......ALam Semesta Ternyata Berawal Dari 1 TITIK
Qur’an… Sebuah kitab yang banyak mengandung banyak keajaiban ayat yang baru dapat dibuktikan secara nyata oleh ilmu pengetahuan dan bahkan alat modern tercanggih abad terakhir, telah dinyatakan Qur’an 1400 Tahun yang lalu…
BAHKAN, MASIH BANYAK AYAT QUR’AN YANG BELUM DAPAT DI BUKTIKAN OLEH PENEMUAN TEKHNOLOGI MODERN.
Semua ini masih dapat kita lihat di hadapan kita sendiri…
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya". (QS. 4 An-Nisaa’:82)
Awal penciptaan alam semesta, semua berasal dari 1 titik.
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Qs.21 Anbiyaa’:30)
Kata “ratq” yang di sini diterjemahkan sebagai “suatu yang padu” digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan “Kami pisahkan antara keduanya” adalah terjemahan kata Arab “fataqa“, dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari “ratq“.
Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat “fatq“. Keduanya lalu terpisah (“fataqa“) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta.
Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan “ratq” ini.
Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk terpisah (fataqa), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur’an pada ayat berikut:
“Dialah pencipta langit dan bumi.” (Al Qur’an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur’an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap.
Peristiwa ini, yang dikenal dengan “Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern,telah diberitakan kepada kita dalam Al Qur’an 1.400 tahun lalu.????
Satu - satunya Masjid Yang Dibangun Dari Bahan Lumpur
Masjid Agung di Djenné, Mali tidak hanya bangunan yang terbuat dari Bata dengan bahan dasar lumpur terbesar di dunia, tetapi juga sebuah model arsitektur ecofriendly dan berkelanjutan, menurut Infomrasi bahwa bangunan ini dibangun pada tahun 1200 hingga 1300, dan mengalami kerusakan parah.
Masjid ini dibangun lagi oleh pemerintah kolonial Prancis pada tahun 1906, gaya bangunan tersebut masih mengadopsi gaya Afrika di wilayah tersebut. Bahkan, masjid dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu contoh terbaik dari gaya arsitektur, contoh lain termasuk Agadez Masjid Agung di Nigeria dan Masjid Larabanga di Ghana.
Masjid Agung di Djenné, Mali Yang Rusak
Apa itu sebenarnya batu Bata dari lumpur? yang juga disebut adobe (tidak ada hubungannya perusahaan Adobe), merupakan bahan bangunan benar-benar alami. dimana bahan bangunannya terbuat dari pasir, tanah liat, air dan bahan perekat organik seperti jerami, tongkat atau bahkan pupuk kandang, struktur yang dihasilkan dikenal sangat tahan lama dan kokoh.
Dinding Masjid Agung terbuat dari bata lumpur yang dijemur di sinar matahari (disebut ferey)
Lumpur yang dilapisi dengan plester lumpur yang halus rapih.Dinding bangunan yang dihiasi dengan bundel kelapa sawit (Borassus aethiopum) atau di sebut Toron dengan ukuran sekitar 60 cm (2 kaki) dari permukaan, toron ini juga berfungsi sebagai 'ready made' untuk perbaikan tahunan. Keramik dipasang untuk menjaga agar air hujan dapat melewati bangunan dan langsing keliar, dimana keramik ini di pasang di atas bangunan.
Masjid ini dibangun fondasi berukuran sekitar 75 m x 75 m dan berada pada ketinggian 3 meter di atas permukaan tanah terdapat 6 set tangga, masing-masing dihiasi di puncaknya.Masjid Agung di Djenné, Mali Tahun 2010 (Umurnya sudah kira-kira 700- 800 Tahun, Jadi Sudah Sangat terbukti Mengatasi Gangguan Seperti Hujan dan Air)
Setiap tahun, masjid Djenné mendapat perawatan atau perbaikan dalam rangka menyambut berbagai perayaan festival rakyat sebagai hiburan yang luarbiasa, serta menyenangkan bagi masyarakat Djenné. Masjid Agung Djenné adalah salah satu “Situs Warisan Dunia” yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1988?, yang dapat dikunjungi setiap saat, tetapi tidak dibolehkan memasuki bangunan, kecuali anda Muslim.
Masjid Agung ini telah ditutup untuk non-Muslim pada tahun 1996, akibat dari kerusuhan dan penembakkan salah seorang official fotografi majalah Vogue Prancis di dalam masjid.
Temuan Mengejutkan...Bukti Ilmiah Mukjizat Nabi Membelah Bulan
Berbagai macam mukjizat telah diberikan Allah SWT kepada kekasihNya Rasullah Muhammad SAW, untuk memberi kebenaran atas Kerasulan yang disandangnya. Salah satu mukjizat dari Rasulullah Muhammad SAW, ialah “Membelah Bulan”. Sebagaimana hadits riwayat Abdullah bin Mas`ud Radhiyallahu’anhu berikut ini, ia berkata :
“Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah SAW lalu Rasulullah SAW bersabda : Saksikanlah oleh kalian.” (Shahih Muslim No. 5010)
Hadist riwayat Anas RA, dia berkata :
“Penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah SAW untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah SAW memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali.” (Shahih Muslim No. 5013)
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut :
“Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.”
Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya : “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari kiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?”
Maka professor pun menjawabnya :
“Tidak, sebab kehebatan ilmiah dapat diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya.
Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.
Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah SAW, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu.
Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta’alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu”.
Dan setelah selesai Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdirilah seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata : “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan?”
Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab : “Dipersilahkan dengan senang hati.”
Daud Musa Pitkhok berkata :
“Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemahan makna-makna Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya, dan aku pun membawa terjemahan itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya :
“Telah dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan [1434]. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya[1435].” (QS. Al-Qamar : 1-3)
[1434] Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan “terbelahnya bulan”, ialah suatu mukjizat nabi Muhammad SAW.
[1435] Maksudnya, bahwa segala urusan itu pasti berjalan sampai waktu yang Telah ditetapkan terjadinya, seperti: urusan Rasulullah dalam meninggikan kalimat Allah pasti sampai pada akhirnya yaitu kemenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. sedang urusan orang yang mendustakannya pasti sampai pula pada akhirnya, yaitu kekalahan di dunia dan siksaan di akhirat.
Maka aku pun bergumam : “Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu???”
Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya, dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah-lah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.
Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi hangat antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa Amerika Serikat. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa.
Daripada itu, diantara diskusi hangat tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar.
Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata : “Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?”
Mereka pun menjawab : “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.”
Maka presenter itu pun bertanya : “Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya?”
Mereka menjawab : “Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali!”
Presenter pun bertanya : “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?”
Mereka menjawab : “Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah dan terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi, kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali”.
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan :
“Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Subhanallah.”
“Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah SAW lalu Rasulullah SAW bersabda : Saksikanlah oleh kalian.” (Shahih Muslim No. 5010)
Hadist riwayat Anas RA, dia berkata :
“Penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah SAW untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah SAW memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali.” (Shahih Muslim No. 5013)
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut :
“Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.”
Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya : “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari kiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?”
Maka professor pun menjawabnya :
“Tidak, sebab kehebatan ilmiah dapat diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya.
Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.
Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah SAW, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu.
Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta’alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu”.
Dan setelah selesai Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdirilah seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata : “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan?”
Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab : “Dipersilahkan dengan senang hati.”
Daud Musa Pitkhok berkata :
“Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemahan makna-makna Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya, dan aku pun membawa terjemahan itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya :
“Telah dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan [1434]. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya[1435].” (QS. Al-Qamar : 1-3)
[1434] Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan “terbelahnya bulan”, ialah suatu mukjizat nabi Muhammad SAW.
[1435] Maksudnya, bahwa segala urusan itu pasti berjalan sampai waktu yang Telah ditetapkan terjadinya, seperti: urusan Rasulullah dalam meninggikan kalimat Allah pasti sampai pada akhirnya yaitu kemenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. sedang urusan orang yang mendustakannya pasti sampai pula pada akhirnya, yaitu kekalahan di dunia dan siksaan di akhirat.
Maka aku pun bergumam : “Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu???”
Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya, dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah-lah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.
Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi hangat antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa Amerika Serikat. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa.
Daripada itu, diantara diskusi hangat tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar.
Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata : “Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?”
Mereka pun menjawab : “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.”
Maka presenter itu pun bertanya : “Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya?”
Mereka menjawab : “Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali!”
Presenter pun bertanya : “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?”
Mereka menjawab : “Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah dan terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi, kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali”.
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan :
“Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Subhanallah.”
Langganan:
Postingan (Atom)