Tanda-tanda kebesaran Allah pada makhluk-Nya itu sangat banyak. Salah satunya angka asma al-husna pada telapak tangan kita (81 di kiri dan 18 di kanan). Kita juga mungkin pernah melihat lafadz Allah pada binatang atau pernah mendengar sebuah pohon di suatu negara yang membentuk kalimat laailaahaillallah. Semua ini tidak lain ditujukan kepada kita agar selalu ingat kepada Allah.
Begitu juga salah satu keagungan Allah terlukis pada sayap malaikat. Menurut suatu hadits, pada sayap malaikat terdapat surat al-Ikhlas. Keterangan ini terdapat dalam riwayat Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Ketika melakukan isra ke langit, saya telah melihat Arasy di atas 360.000 sendi di mana jarak tempuh antara satu sendi ke sendi lainnya ialah 300.000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12.000 dan luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat. Pada setiap padang sahara itu terdapat 80.000 malaikat di mana semuanya membaca surah al-Ikhlas.”
Setelah itu Nabi bersabda lagi, “Setelah selesai membaca surat tersebut mereka berkata: Wahai Tuhan kami,sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surat al-Ikhlas baik ia laki-laki maupun perempuan.”
Ketika para sahabat mendengar keterangan Nabi yang demikian itu, mereka dibuat berdecak kagum. Lalu Nabi bersabda lagi, “Wahai para sahabatku, apakah kamu semua kagum?” Para sahabat menjawab: “Ya, kami sungguh kagum ya Rasulullah Saw.”
Rasulullah Saw. bersabda, “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahad itu tertulis di sayap malaikat Jibril a.s, Allahush Shamad itu tertulis di sayap malaikat Mikail a.s, Lam Yalid Walam Yuulad tertulis pada sayap malaikat Izrail a.s, Walam Yakullahu Kufuwan Ahad tertulis pada sayap malaikat Israfil a.s. Oleh karena itu, barang siapa dari umatku membaca surat al-Ikhlas maka dia diberi pahala membaca kitab Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an yang agung.”
Setelah Rasulullah Saw. berkata demikian baginda bersabda lagi, “Wahai sahabatku, apakah kamu semua kagum?” Maka para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah Saw., kami semua kagum.”
Lalu Rasulullah Saw. bersabda, “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh Qul Huwallahu Ahad itu tertulis di dahi Abu Bakar Ash-Shidiq, Allahush Shamad itu tertulis di dahi Umar al-Faaruq, Lam Yalid Walam Yuulad itu tertulis di dahi Utsman Dzn Nuurain dan Walam Yakun Lahu Kufuwan Ahad itu tertulis di dahi Ali Assakhiyyi ra. Oleh karena itu, siapa yang membaca surat al-Ikhlas maka ia diberi oleh Allah pahala Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.” (Keterangan ini terdapat dalam kitab Hayatun Quluubi)
Demikian agungnya posisi surat al-Ikhlas di antara surat-surat lainnya, hingga ia sampai terlukis di sayap para malaikat. Saking agung dan besarnya manfaat surat ini, Nabi sampai pernah bersabda, “Barangsiapa membaca surat al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke surga.” (Seperti diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby).
Ada suatu kisah yang menggambarkan keagungan surat al-Ikhlas. Kisah ini terekam dalam hadits. Suatu kali Nabi memberikan sebuah teka-teki kepada para sahabatnya: Siapakah di antara kamu yang dapat mengkhatam Qur'an dalam jangka waktu dua-tiga menit? Tidak ada seorang sahabat pun yang bisa menjawabnya. Umar lalu berkata bahwa mustahil bisa mengkhatam al-Qur'an dalam waktu begitu cepat. Tetapi Ali kemudian mengangkat tangannya. Melihat hal ini, Umar langsung berkata bahwa Ali (yang sedang kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Ali membaca surat al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah SAW menjawab dengan mengatakan bahwa Ali betul.
Menurut Nabi, membaca surah al-Ikhlas satu kali pahalanya sama dengan membaca 10 juz kitab al-Qur’an. Lalu dengan membaca surat al-Ikhlas sebanyak tiga kali, maka khatamlah al-Qur’an karena hal itu sama dengan membaca 30 juz al-Qur’an.
Ini menunjukkan bahwa surat al-Ikhlas itu memiliki kelebihan dibandingkan surat-surat lainnya. Karena itu, kita sering mengucapkannya pada saat zikir, tahlil, shalat, keadaan takut dan sebagainya. Karena itu pula, Allah mengukirnya pada sayap malaikat.
Kelebihan surat al-Ikhlas juga terlihat dari kisah berikut ini. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa sewaktu ia bersama-sama Rasulullah Saw. di Tabuk, pernah suatu ketika cahaya matahari terbit dengan redup, tidak seperti pada hari-hari sebelumnya. Malaikat Jibril lalu datang. Kepada malaikat, Nabi pun menanyakan tentang hal ini,
“Wahai Jibril, kenapa matahari hari ini terbit dalam keadaan redup? Malaikat Jibril menjawab: Matahari hari ini nampak redup karena terlampau banyak sayap para malaikat. Nabi bertanya kembali, “Apa sebabnya sehingga terjadi demikian?” Jibril menjawab, hal ini dikarenakan Mu’awiyah meninggal dunia di Madinah dan Allah mengutus 70.000 malaikat agar membaca shalawat untuk Mu’awiyah. Nabi bertanya kembali, “Apa sebabnya?” Jibril menjawab ke sekian kalinya, ini dikarenakan Mu’awiyah banyak membaca Qul huwallahu ahad di waktu malam, di waktu siang, sewaktu berjalan, sewaktu berdiri, sewaktu duduk, waktu pergi, waktu pulang, bahkan setiap keadaan.”
Bayangkan, keadaan Mu’awiyah begitu dihormati di mata malaikat karena seringnya ia membaca surat al-Ikhlas saat hidup. Ini sekali lagi menunjukkan betapa agungnya posisi surat ini dalam kehidupan kita. Semakin sering kita membacanya kian besar pula kita mereguk pahala dari Allah SWT.
Hal ini pula yang membuat kenapa surat al-Ikhlas terlukis di sayap malaikat. Kenapa bukan surat yang lain? Toh, sama-sama al-Qur’an. Ini disebabkan surat al-Ikhlas memiliki kemuliaan yang sangat tinggi dibandingkan surat-surat yang lain.
Abu Sa’id al-Khudry berkata, “Ada seorang sahabat Rasul mendengar tetangganya membaca berulang-ulang ayat Qul Huwallahu Ahad. Kemudian keesokan paginya Abu Sa’id al-Khudry menyampaikan kepada Rasulullah perihal yang didengarnya semalam, yakni seakan-akan sahabat ini menganggap ringan kedudukan surat ini. Maka Nabi pun bersabda, “Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya. Sesungguhnya surat al-Ikhlas benar-benar menyamai sepertiga al-Qur’an.” (HR. al-Bukhari Bab Fadhail Qur’an No. 5014).
Hadits di atas sekali lagi menunjukkan betapa agungnya posisi surat al-Ikhlas, sehingga harus terlukis di sayap malaikat. Pertanyaannya kemudian adalah kenapa hanya malaikat Jibril, Mikail, Israil dan Izrafil saja yang sayapnya terlukis dengan surat al-Ikhlas?
Inilah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Tapi, bila kita melihat sejarah para malaikat, maka kita tahu bahwa keempat malaikat itu memiliki peran sentral dalam kehidupan makhluk Allah. Malaikat Jibril misalnya, ia menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Jibril adalah pemimpin para malaikat. Ia juga menjadi tempat keluh kesah Nabi saat dirinya sedang dalam kebingungan dan sebagainya.
Lalu malaikat Mikail, yang bertugas mengatur cuaca hujan, kemarau, rejeki, dan sebagainya. Sedang malaikat Israil bertugas meniup sangkakala dan malaikat Izrail yang mencabut seluruh makhluk yang bernyawa. Bukan berarti, tugas malaikat-malaikat yang lain tidak terlalu sentral dalam kehidupan manusia. Tetapi, dengan diukirnya surat al-Ikhlas pada keempat malaikat di atas, setidaknya menunjukkan akan sentralnya peran mereka dalam kehidupan makhluk Allah, terutama manusia.
Tentu ini hanya dugaan karena merupakan persoalan gaib. Kita tidak penting membanding-bandingkan peran malaikat satu sama lain. Yang penting, tugas kita adalah mempercayai bahwa di sayap-sayap malaikat yang empat itu terlukis surat al-Ikhlas, yang berarti mengindikasikan pentingnya surat ini untuk selalu kita baca setiap saat. Karena itu, perbanyaklah kita membaca al-Qur’an terutama surat al-Ikhlas. Amien!
Begitu juga salah satu keagungan Allah terlukis pada sayap malaikat. Menurut suatu hadits, pada sayap malaikat terdapat surat al-Ikhlas. Keterangan ini terdapat dalam riwayat Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Ketika melakukan isra ke langit, saya telah melihat Arasy di atas 360.000 sendi di mana jarak tempuh antara satu sendi ke sendi lainnya ialah 300.000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12.000 dan luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat. Pada setiap padang sahara itu terdapat 80.000 malaikat di mana semuanya membaca surah al-Ikhlas.”
Setelah itu Nabi bersabda lagi, “Setelah selesai membaca surat tersebut mereka berkata: Wahai Tuhan kami,sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surat al-Ikhlas baik ia laki-laki maupun perempuan.”
Ketika para sahabat mendengar keterangan Nabi yang demikian itu, mereka dibuat berdecak kagum. Lalu Nabi bersabda lagi, “Wahai para sahabatku, apakah kamu semua kagum?” Para sahabat menjawab: “Ya, kami sungguh kagum ya Rasulullah Saw.”
Rasulullah Saw. bersabda, “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahad itu tertulis di sayap malaikat Jibril a.s, Allahush Shamad itu tertulis di sayap malaikat Mikail a.s, Lam Yalid Walam Yuulad tertulis pada sayap malaikat Izrail a.s, Walam Yakullahu Kufuwan Ahad tertulis pada sayap malaikat Israfil a.s. Oleh karena itu, barang siapa dari umatku membaca surat al-Ikhlas maka dia diberi pahala membaca kitab Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an yang agung.”
Setelah Rasulullah Saw. berkata demikian baginda bersabda lagi, “Wahai sahabatku, apakah kamu semua kagum?” Maka para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah Saw., kami semua kagum.”
Lalu Rasulullah Saw. bersabda, “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh Qul Huwallahu Ahad itu tertulis di dahi Abu Bakar Ash-Shidiq, Allahush Shamad itu tertulis di dahi Umar al-Faaruq, Lam Yalid Walam Yuulad itu tertulis di dahi Utsman Dzn Nuurain dan Walam Yakun Lahu Kufuwan Ahad itu tertulis di dahi Ali Assakhiyyi ra. Oleh karena itu, siapa yang membaca surat al-Ikhlas maka ia diberi oleh Allah pahala Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.” (Keterangan ini terdapat dalam kitab Hayatun Quluubi)
Demikian agungnya posisi surat al-Ikhlas di antara surat-surat lainnya, hingga ia sampai terlukis di sayap para malaikat. Saking agung dan besarnya manfaat surat ini, Nabi sampai pernah bersabda, “Barangsiapa membaca surat al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke surga.” (Seperti diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby).
Ada suatu kisah yang menggambarkan keagungan surat al-Ikhlas. Kisah ini terekam dalam hadits. Suatu kali Nabi memberikan sebuah teka-teki kepada para sahabatnya: Siapakah di antara kamu yang dapat mengkhatam Qur'an dalam jangka waktu dua-tiga menit? Tidak ada seorang sahabat pun yang bisa menjawabnya. Umar lalu berkata bahwa mustahil bisa mengkhatam al-Qur'an dalam waktu begitu cepat. Tetapi Ali kemudian mengangkat tangannya. Melihat hal ini, Umar langsung berkata bahwa Ali (yang sedang kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Ali membaca surat al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah SAW menjawab dengan mengatakan bahwa Ali betul.
Menurut Nabi, membaca surah al-Ikhlas satu kali pahalanya sama dengan membaca 10 juz kitab al-Qur’an. Lalu dengan membaca surat al-Ikhlas sebanyak tiga kali, maka khatamlah al-Qur’an karena hal itu sama dengan membaca 30 juz al-Qur’an.
Ini menunjukkan bahwa surat al-Ikhlas itu memiliki kelebihan dibandingkan surat-surat lainnya. Karena itu, kita sering mengucapkannya pada saat zikir, tahlil, shalat, keadaan takut dan sebagainya. Karena itu pula, Allah mengukirnya pada sayap malaikat.
Kelebihan surat al-Ikhlas juga terlihat dari kisah berikut ini. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa sewaktu ia bersama-sama Rasulullah Saw. di Tabuk, pernah suatu ketika cahaya matahari terbit dengan redup, tidak seperti pada hari-hari sebelumnya. Malaikat Jibril lalu datang. Kepada malaikat, Nabi pun menanyakan tentang hal ini,
“Wahai Jibril, kenapa matahari hari ini terbit dalam keadaan redup? Malaikat Jibril menjawab: Matahari hari ini nampak redup karena terlampau banyak sayap para malaikat. Nabi bertanya kembali, “Apa sebabnya sehingga terjadi demikian?” Jibril menjawab, hal ini dikarenakan Mu’awiyah meninggal dunia di Madinah dan Allah mengutus 70.000 malaikat agar membaca shalawat untuk Mu’awiyah. Nabi bertanya kembali, “Apa sebabnya?” Jibril menjawab ke sekian kalinya, ini dikarenakan Mu’awiyah banyak membaca Qul huwallahu ahad di waktu malam, di waktu siang, sewaktu berjalan, sewaktu berdiri, sewaktu duduk, waktu pergi, waktu pulang, bahkan setiap keadaan.”
Bayangkan, keadaan Mu’awiyah begitu dihormati di mata malaikat karena seringnya ia membaca surat al-Ikhlas saat hidup. Ini sekali lagi menunjukkan betapa agungnya posisi surat ini dalam kehidupan kita. Semakin sering kita membacanya kian besar pula kita mereguk pahala dari Allah SWT.
Hal ini pula yang membuat kenapa surat al-Ikhlas terlukis di sayap malaikat. Kenapa bukan surat yang lain? Toh, sama-sama al-Qur’an. Ini disebabkan surat al-Ikhlas memiliki kemuliaan yang sangat tinggi dibandingkan surat-surat yang lain.
Abu Sa’id al-Khudry berkata, “Ada seorang sahabat Rasul mendengar tetangganya membaca berulang-ulang ayat Qul Huwallahu Ahad. Kemudian keesokan paginya Abu Sa’id al-Khudry menyampaikan kepada Rasulullah perihal yang didengarnya semalam, yakni seakan-akan sahabat ini menganggap ringan kedudukan surat ini. Maka Nabi pun bersabda, “Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya. Sesungguhnya surat al-Ikhlas benar-benar menyamai sepertiga al-Qur’an.” (HR. al-Bukhari Bab Fadhail Qur’an No. 5014).
Hadits di atas sekali lagi menunjukkan betapa agungnya posisi surat al-Ikhlas, sehingga harus terlukis di sayap malaikat. Pertanyaannya kemudian adalah kenapa hanya malaikat Jibril, Mikail, Israil dan Izrafil saja yang sayapnya terlukis dengan surat al-Ikhlas?
Inilah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Tapi, bila kita melihat sejarah para malaikat, maka kita tahu bahwa keempat malaikat itu memiliki peran sentral dalam kehidupan makhluk Allah. Malaikat Jibril misalnya, ia menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Jibril adalah pemimpin para malaikat. Ia juga menjadi tempat keluh kesah Nabi saat dirinya sedang dalam kebingungan dan sebagainya.
Lalu malaikat Mikail, yang bertugas mengatur cuaca hujan, kemarau, rejeki, dan sebagainya. Sedang malaikat Israil bertugas meniup sangkakala dan malaikat Izrail yang mencabut seluruh makhluk yang bernyawa. Bukan berarti, tugas malaikat-malaikat yang lain tidak terlalu sentral dalam kehidupan manusia. Tetapi, dengan diukirnya surat al-Ikhlas pada keempat malaikat di atas, setidaknya menunjukkan akan sentralnya peran mereka dalam kehidupan makhluk Allah, terutama manusia.
Tentu ini hanya dugaan karena merupakan persoalan gaib. Kita tidak penting membanding-bandingkan peran malaikat satu sama lain. Yang penting, tugas kita adalah mempercayai bahwa di sayap-sayap malaikat yang empat itu terlukis surat al-Ikhlas, yang berarti mengindikasikan pentingnya surat ini untuk selalu kita baca setiap saat. Karena itu, perbanyaklah kita membaca al-Qur’an terutama surat al-Ikhlas. Amien!
Eep Khunaefi/dimuat di Hidayah edisi 86
Tidak ada komentar:
Posting Komentar