Aku dan Erbe Sentanu |
"Alasan mengapa kebanyakan sasaran besar tidak tercapai adalah karena kita habiskan waktu kita untuk mengerjakan hal-hal yang kurang penting dulu." (Robert McKain)
Senin, 25 April 2011
Adanya Surga Sebelum Dunia Ini Hancur
Ketika Rasulullah saw sedang mengepung beberapa benteng pertahanan yahudi khaibar, datanglah seorang penggembala berwajah hitam menggiring kambing-kambingnya menghadap Rasulullah. Si penggembala itu bekerja pada seorang yahudi penduduk khaibar. Ia bertanya kepada Rasulullah, "wahai Rasulullah, tunjukanlah pada ku apa itu islam?" maka Rasulullah menunjukkannya dan seketika itu juga dia memeluk agama islam. setelah mengikrarkan keislamannya penggembala itu berkata, "wahai Rasulullah, aku adalah seorang butuh sewa dari seorang yahudi pemilik kambing-kambing gembalaan ini. dan kambing-kambing ini adalah amanah yang harus kutunaikan, maka apa yang harus kuperbuat dengan kambing-kambing itu?"
Rasulullah menjawab, "lemparkanlah batu ke muka kambing-kambing itu niscaya mereka akan kembali ke pemiliknya." maka si penggembala pun melakukannya seraya berkata "pulanglah kalian ke pemilik kalian! sungguh demi Allah aku tidak mau lagi bekerja padamu (wahai majikan ku) untuk selamanya." maka kawanan kambing itu pun berlairan beriringan seakan ada yang menggiring mereka dari belakang.
sesudah itu penggembala tersebut maju ke garis depan berperang bersama muslimin lain. namun naas bagi penggembala itu, saat menyerang ia terkena lemparan batu musuh dan tewas saat itu juga, padahal ia belum sempat melakukan shalat walau satu raka'at pun. kemudian jasad tersbut di bawa ke hadapan Rasulullah dan diletakkan di sisi beliau. namun saat itu Rasulullah memalingkan muka melihat jasad tersebut. para sahabat heran dan bertanya kepada Rasul. "wahai Rasulullah! mengapa engkau memalingkan wajah?" kemudian Rasul menjawab, "saat ini dia sedang berdua bersama istrinya dari bangsa bidadari yang cantik jelita. bidadari itu sedang membersihkan debu yang menempel di wajah penggembala ini." (maka aku pun memalingkan wajahku karena malu melihat mereka).
Kisah ini menunjukkan bahwa sudah ada surga sebelum kiamat, karena ada bidadari digambarkan dalam kisah ini.
Sabtu, 09 April 2011
PETIR DAN PERINGATAN TUHAN
Petir diciptakan agar kita selalu ingat kepada Allah atas segala yang diciptakan-Nya di dunia ini. Inilah peringatan Tuhan dalam bentuk yang lain.
Fonemena alam yang selalu muncul pada musim penghujan adalah petir. Petir akan selalu mengiringi turunnya hujan di setiap musimnya. Dalam bahasa Arab, petir berasal dari kata ro’ada, yar’udu, ro’dan, yang berarti gemuruh. Maksudnya, adalah suara yang didengar dari awan. Sedangkan Ash-Showa’iq (kilat) adalah api (cahaya) yang muncul dari langit bersamaan dengan suara petir yang keras.
Ketika ditanya tentang petir, Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Dalam hadits marfu’ (sampai kepada Nabi Saw) pada riwayat At-Tirmidzi dan selainnya, Nabi Saw. ditanya tentang petir, lalu beliau menjawab, ‘Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.’”
HIWALAH
Kata hiwalah, huruf haa’ dibaca kasrah atau kadang-kadang dibaca fathah, berasal dari kata tahwil yang berarti intiqal (pemindahan) atau dari kata ha’aul (perubahan). Orang Arab biasa mengatakan haala ’anil ’ahdi, yaitu berlepas diri dari tanggung jawab.
Menurut Abdurrahman Al-Jaziri dalam al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, secara bahasa hiwalah adalah annaqlu min mahallin ilaa mahalli (pemindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain).
Sementara menurut syara’ (istilah), Hanafiyah mendefinisikan hiwalah dengan “Memindahkan tagihan dari tanggung jawab yang berhutang kepada yang lain yang punya tanggung jawab kewajiban pula.”
Sedang menurut Maliki, Syafi’i, dan Hambali, hiwalah adalah “Pemindahan atau pengalihan hak untuk menuntut pembayaran hutang dari satu pihak kepada pihak yang lain”.
Kalau diperhatikan, maka kedua definisi di atas bisa dikatakan sama. Perbedaannya terletak pada kenyataan bahwa madzhab Hanafi menekankan pada segi kewajiban membayar hutang. Sedangkan ketiga madzhab lainnya menekankan pada segi hak menerima pembayaran hutang.
Rabu, 06 April 2011
Selasa, 05 April 2011
Senin, 04 April 2011
Minggu, 03 April 2011
Langganan:
Postingan (Atom)