Sabtu, 16 Juni 2012

MARAH


Foto: www.malimsonline.com

 By Epholic

A
pakah Anda tipikal orang yang mudah marah? Kalau ya, maka Anda harus banyak belajar bagaimana cara mengendalikannya. Sebab, marah itu tidak baik. Kecuali ditumpahkan untuk memerangi kebatilan, maka marah hanyalah sebuah penyakit mental yang mesti dibenahi.
Nabi sendiri menganjurkan kita untuk tidak lekas marah ketika menghadapi problema apapun. Apalagi, kalau marah itu kita lakukan tanpa sebab. Pernah seorang sahabat bertanya kepada Nabi untuk minta nasehat; dan jawaban beliau adalah “Jangan Marah”. Hingga sahabat itu bertanya tiga kali dengan hal yang sama, Nabi pun tetap menjawab hal demikian. Artinya, bahwa penyakit yang satu ini memang cukup berbahaya jika mandeg dalam diri kita. Maka, jauhilah!

Penyakit marah banyak sebabnya. Selain faktor gen (turunan) atau bawaan dari lahir, juga bisa disebabkan karena keadaan. Misalnya, keadaan dia sedang sakit dan depresi. Orang yang sedang sakit, biasanya akan mudah marah pada hal-hal yang tidak disukainya meski perkara itu sederhana. Begitu juga dengan depresi. Orang yang sedang depresi paling rentan baginya untuk melampiaskan sesuatunya dengan kemarahan. Dan orang-orang yang berada di sekitarnya yang paling kerap dirugikan.
Bisa juga marah disebabkan ia habis sembuh dari penyakit lama. Saya punya seorang teman bernama Karim. Sebelum sakit, ia adalah seorang penyabar, bahkan sangat sabar. Namun, penyakit akut kemudian menjemputnya selama 5 tahun. Ketika ia sembuh, ia merasa mentalnya telah berubah. Dulu, yang dikenal penyabar berubah menjadi pemarah. Artinya, penyakit fisiknya sudah sembuh, tetapi mentalnya belum stabil karena penyakit yang dideritanya itu telah mencabik-cabik mentalnya sedemikian rupa.
Nah, bagi bagaimana resepnya agar kita bisa mengendalikan amarah. Islam mengajarkan bahwa hendaklah kita berwudhu ketika sedang marah. Ini adalah ajaran Nabi. Sebab, dalam marah ada api yang seolah-olah membakar wajah dan tubuhmu. Sementara dalam air ada kesejukan. Maka, dengan berwudhu, api yang ada dalam tubuhmu itu akan padam dan kembali menjadi dingin.
Cara kedua, adalah tarik napas pelan-pelan. Ketika Anda marah, maka latihlah pernapasan Anda pelan-pelan dengan tarik ulur. Lakukan terus-menerus hingga marah Anda menjadi reda. Sebab, marah adalah penyakit yang ada di dalam ada. Maka, kendurkan ketegangan dada akibat marah itu dengan tarik napas secara perlahan-lahan.
Terakhir, alihkan perhatian ke hal yang positif. Ketika Anda sedang marah karena persoalan A misalnya, segera alihkan perhatian Anda ke B. Tetapi, syaratnya: B itu adalah yang indah-indah dan positif. Misalnya, tentang keberhasilan Anda, tentang film favorite Anda, musik, olah raga dan sebagainya. Maka, dengan “metode pengalihan” ini, niscaya Anda pun akan belajar bagaimana mengontrol emosi Anda yang sesungguhnya.



Tidak ada komentar: