Foto: www.malimsonline.com |
By Epholic
A
|
pakah
Anda tipikal orang yang mudah marah? Kalau ya, maka Anda harus banyak belajar
bagaimana cara mengendalikannya. Sebab, marah itu tidak baik. Kecuali
ditumpahkan untuk memerangi kebatilan, maka marah hanyalah sebuah penyakit
mental yang mesti dibenahi.
Nabi
sendiri menganjurkan kita untuk tidak lekas marah ketika menghadapi problema
apapun. Apalagi, kalau marah itu kita lakukan tanpa sebab. Pernah seorang
sahabat bertanya kepada Nabi untuk minta nasehat; dan jawaban beliau adalah
“Jangan Marah”. Hingga sahabat itu bertanya tiga kali dengan hal yang sama,
Nabi pun tetap menjawab hal demikian. Artinya, bahwa penyakit yang satu ini
memang cukup berbahaya jika mandeg
dalam diri kita. Maka, jauhilah!
Penyakit
marah banyak sebabnya. Selain faktor gen (turunan) atau bawaan dari lahir, juga
bisa disebabkan karena keadaan. Misalnya, keadaan dia sedang sakit dan depresi.
Orang yang sedang sakit, biasanya akan mudah marah pada hal-hal yang tidak
disukainya meski perkara itu sederhana. Begitu juga dengan depresi. Orang yang
sedang depresi paling rentan baginya untuk melampiaskan sesuatunya dengan
kemarahan. Dan orang-orang yang berada di sekitarnya yang paling kerap
dirugikan.
Bisa
juga marah disebabkan ia habis sembuh dari penyakit lama. Saya punya seorang
teman bernama Karim. Sebelum sakit, ia adalah seorang penyabar, bahkan sangat
sabar. Namun, penyakit akut kemudian menjemputnya selama 5 tahun. Ketika ia
sembuh, ia merasa mentalnya telah berubah. Dulu, yang dikenal penyabar berubah
menjadi pemarah. Artinya, penyakit fisiknya sudah sembuh, tetapi mentalnya
belum stabil karena penyakit yang dideritanya itu telah mencabik-cabik
mentalnya sedemikian rupa.
Nah,
bagi bagaimana resepnya agar kita bisa mengendalikan amarah. Islam mengajarkan
bahwa hendaklah kita berwudhu ketika sedang marah. Ini adalah ajaran Nabi.
Sebab, dalam marah ada api yang seolah-olah membakar wajah dan tubuhmu.
Sementara dalam air ada kesejukan. Maka, dengan berwudhu, api yang ada dalam
tubuhmu itu akan padam dan kembali menjadi dingin.
Cara
kedua, adalah tarik napas pelan-pelan. Ketika Anda marah, maka latihlah
pernapasan Anda pelan-pelan dengan tarik ulur. Lakukan terus-menerus hingga
marah Anda menjadi reda. Sebab, marah adalah penyakit yang ada di dalam ada.
Maka, kendurkan ketegangan dada akibat marah itu dengan tarik napas secara
perlahan-lahan.
Terakhir,
alihkan perhatian ke hal yang positif. Ketika Anda sedang marah karena
persoalan A misalnya, segera alihkan perhatian Anda ke B. Tetapi, syaratnya: B
itu adalah yang indah-indah dan positif. Misalnya, tentang keberhasilan Anda,
tentang film favorite Anda, musik, olah raga dan sebagainya. Maka, dengan
“metode pengalihan” ini, niscaya Anda pun akan belajar bagaimana mengontrol
emosi Anda yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar