Senin, 25 April 2011

Di Time Square, Cilandak

Aku dan Erbe Sentanu

Adanya Surga Sebelum Dunia Ini Hancur


Ketika Rasulullah saw sedang mengepung beberapa benteng pertahanan yahudi khaibar, datanglah seorang penggembala berwajah hitam menggiring kambing-kambingnya menghadap Rasulullah. Si penggembala itu bekerja pada seorang yahudi penduduk khaibar. Ia bertanya kepada Rasulullah, "wahai Rasulullah, tunjukanlah pada ku apa itu islam?" maka Rasulullah menunjukkannya dan seketika itu juga dia memeluk agama islam. setelah mengikrarkan keislamannya penggembala itu berkata, "wahai Rasulullah, aku adalah seorang butuh sewa dari seorang yahudi pemilik kambing-kambing gembalaan ini. dan kambing-kambing ini adalah amanah yang harus kutunaikan, maka apa yang harus kuperbuat dengan kambing-kambing itu?"

Rasulullah menjawab, "lemparkanlah batu ke muka kambing-kambing itu niscaya mereka akan kembali ke pemiliknya." maka si penggembala pun melakukannya seraya berkata "pulanglah kalian ke pemilik kalian! sungguh demi Allah aku tidak mau lagi bekerja padamu (wahai majikan ku) untuk selamanya." maka kawanan kambing itu pun berlairan beriringan seakan ada yang menggiring mereka dari belakang.

sesudah itu penggembala tersebut maju ke garis depan berperang bersama muslimin lain. namun naas bagi penggembala itu, saat menyerang ia terkena lemparan batu musuh dan tewas saat itu juga, padahal ia belum sempat melakukan shalat walau satu raka'at pun. kemudian jasad tersbut di bawa ke hadapan Rasulullah dan diletakkan di sisi beliau. namun saat itu Rasulullah memalingkan muka melihat jasad tersebut. para sahabat heran dan bertanya kepada Rasul. "wahai Rasulullah! mengapa engkau memalingkan wajah?" kemudian Rasul menjawab, "saat ini dia sedang berdua bersama istrinya dari bangsa bidadari yang cantik jelita. bidadari itu sedang membersihkan debu yang menempel di wajah penggembala ini." (maka aku pun memalingkan wajahku karena malu melihat mereka).

Kisah ini menunjukkan bahwa sudah ada surga sebelum kiamat, karena ada bidadari digambarkan dalam kisah ini.

Sabtu, 09 April 2011

PETIR DAN PERINGATAN TUHAN


  
Petir diciptakan agar kita selalu ingat kepada Allah atas segala yang diciptakan-Nya di dunia ini. Inilah peringatan Tuhan dalam bentuk yang lain.

Fonemena alam yang selalu muncul pada musim penghujan adalah petir. Petir akan selalu mengiringi turunnya hujan di setiap musimnya. Dalam bahasa Arab, petir berasal dari kata ro’ada, yar’udu, ro’dan, yang berarti gemuruh. Maksudnya, adalah suara yang didengar dari awan. Sedangkan Ash-Showa’iq (kilat) adalah api (cahaya) yang muncul dari langit bersamaan dengan suara petir yang keras.
Ketika ditanya tentang petir, Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Dalam hadits marfu’ (sampai kepada Nabi Saw) pada riwayat At-Tirmidzi dan selainnya, Nabi Saw. ditanya tentang petir, lalu beliau menjawab, ‘Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.’”

HIWALAH



Kata hiwalah, huruf haa’ dibaca kasrah atau kadang-kadang dibaca fathah, berasal dari kata tahwil yang berarti intiqal (pemindahan) atau dari kata ha’aul (perubahan). Orang Arab biasa mengatakan haala ’anil ’ahdi, yaitu berlepas diri dari tanggung jawab.
Menurut Abdurrahman Al-Jaziri dalam al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, secara bahasa hiwalah adalah annaqlu min mahallin ilaa mahalli (pemindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain).
Sementara menurut syara’ (istilah), Hanafiyah mendefinisikan hiwalah dengan “Memindahkan tagihan dari tanggung jawab yang berhutang kepada yang lain yang punya tanggung jawab kewajiban pula.”
Sedang menurut Maliki, Syafi’i, dan Hambali, hiwalah adalah “Pemindahan atau pengalihan hak untuk menuntut pembayaran hutang dari satu pihak kepada pihak yang lain”.
Kalau diperhatikan, maka kedua definisi di atas bisa dikatakan sama. Perbedaannya terletak pada kenyataan bahwa madzhab Hanafi menekankan pada segi kewajiban membayar hutang. Sedangkan ketiga madzhab lainnya menekankan pada segi hak menerima pembayaran hutang.

Selasa, 05 April 2011

TMII

Yunda dan Suci

TMII

Ucup dgn Sifa, lg nunggu keluarganya shalat di mushola TMII.

Bank Iyan, Ucup dan Eneng lg ngelihat2 berbagai jenis kumbang yg membentuk TMII.

Keluarga Nenek lg ngumpul di taman, sekitar 50 m dr air mancur.

Lina sdg lihat2 rumah yg blm di tempati dr posisi depan rumahku yg juga baru selesai dibangun.

Izah dan Lina

Sebagian ibu2 pengajian bersalaman usai mengikuti zikir. Mereka siap2 mau pulang. Sementara foto di bawah, Mama sdg makan yg dikasih oleh panitia zikir bersama di samping kantor pemasaran Cibubur Country, 100 m dr rumah SBY.



Kang Fauzi, Ayah saya, dan Kang Badruddin

Kang Fauzi, Mama dan Kang Badruddin, foto bersama usai mengikuti zikir bersama SBY di majlis dzikirnya. Lokasi di sekitar rumah SBY.

Mama dan Kang Fauzi

Di belakang Kp. Cina

Senin, 04 April 2011

Foto tambahan: Zam, saya, Uton dan Kang Apud di sekitar Masjid At-Tiin, TMII. Yg moto gambar ini adlh istriku.

Zam, saya, uthon dan Kang Apud

Apip, Kang Opi, Kang Nuri, Susi dsb, sdg bercengkrama. Mrk lg ada di Mekarsari, menikmati hari libur sepekan.

Mama (The Best Father) lg mangan klengkeng, sementara istriku (membelakangi) kayaknya lg makan nasi bungkus yg baru dibelinya.

Tampak pada pegal dan capek. Ada yg tidur, tidur-tiduran, jongkok, dan ngobrol satu sama lain.

Inilah mobil Pertamina yg membawa rombongan keluargaku. Sementara motorku dan sebagian taman dan pagar rumah menghalangi antara aku dan mobil itu.

Kang Yayah, ibu dr Afwah dan istri dr Kang Apud, keluar dr rumahku dan tampak bersiap2 hendak berangkat ke Taman Mekar Sari, Cileungsi, Bogor.

Izah (adik bungsu) tampak sibuk sendiri, sepertinya dia sedang ngajak ngobrol seseorang.

Istrinya Kang Dani lagi keluar dr rumahku dgn tersenyum sambil menenteng keset 10.000-an yg dibelinya dr tempatku (diskon 5000/pcs).

Yosi, keponakanku atau anak dr pasangan Kang Uyi dan Kang Rop dan kakaknya Neli, sdg tidur-tiduran di teras rumahku. Dia tampak kecapekan dan kurang tidur semalam krn rombongan tiba dini hari

Kang Nuri sdg berjalan menuju ke dalam rumahku, sementara Kang Hj. Apu sambil duduk nyantai dan bersandar dinding batu alam ngobrol dgn keluarga yg lain

Kang Tori (sebelah kiri), Kang Muf (tengah) dan Nok Hani lg ngobrol dgn yg lain di teras rumahku, di atas tikar seadanya.

Kang Opi (duduk pakai baju putih), Kang Uank (duduk di kursi) dan Uud (jongkok), mereka sdg asyik ngobrol di taman ramahku

Perkampungan Muslim, semacam tempat jualan yg khusus menjual barang-barang Muslim khas Singapura.Saat itu suasana sepi sehingga saya pun tidak beli apa-apa di sana.Skrg sih agak menyesal krn tdk ada kenang2an yg bisa dibawa dr sana.

Saya di Singapura, di atas Jembatan di mana di bawahnya ada balong (danau) yg indah krn di sekitarnya terdpt byk warung makan tenda

Saya di depan Menara Kembar pada malam hari. Di belakang saya ada air mancur indah yang memancar dari sisi kanan dan kiri.Saat itu sekitar th 2007 dan saya tampak kurus sekali.

Foto bersama David Chalik di depan Masjid Darussalam, Kota Wisata, Bogor. Saat itu dia sedang syuting live di TVOne.

Foto berdua bersama Arsyl, pemeran Furqon dlm Ketika Cinta Bertasbih (KCB) di depan rumahnya

Saya makan bersama Arsyl di Rumahnya

Aksi Pak Sutrisno saat diwawancarai saya di rumahnya


Pak Soetrisno di GOa Maria

Berlatar belakang misa peribadatan dgn beberapa orang yg sdg khusyuk berdoa, saya difoto

Pak Sutrisno juga minta difoto dng lanskap patung Yesus sdg disalib

Sambil megang pagar besi, saya difoto Pak Sutrisno dgn latar belakang patung Yesus sdg disalib